Selasa 13 Jul 2021 13:29 WIB

Okupansi Anjlok, 60 Persen Karyawan Hotel Dirumahkan

Dari 71 hotel di kota Bogor hampir seluruhnya menerapkan kebijakan unpaid leave

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Salah satu hotel menyalakan lampu kamar dan membentuk tanda cinta di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/4/2020). Aksi solidaritas hotel tersebut menjadi simbol empati, semangat kebersamaan dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Salah satu hotel menyalakan lampu kamar dan membentuk tanda cinta di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/4/2020). Aksi solidaritas hotel tersebut menjadi simbol empati, semangat kebersamaan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Anjloknya tingkat hunian pada hotel-hotel di Kota Bogor selama PPKM Darurat membuat para pengusaha hotel putar otak untuk bertahan. Salah satunya, yakni dengan merumahkan para karyawannya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengatakan, para pengusaha hotel merumahkan karyawannya dengan posisi unpaid leave, atau dirumahkan tanpa dibayar.“Benar-benar kita sekarang sedang berpikir bagaimana caranya untuk bertahan. Kalau merumahkan karyawan dalam posisi unpaid leave, itu sudah terhadi sejak dua pekan yang lalu. Absensi sekarang sudah mulai diefisiensi,” kata Yuno kepada Republika, Selasa (13/7).

Yuno memaparkan, dari 71 hotel di Kota Bogor yang tergabung di PHRI Kota Bogor, hampir seluruh hotel telah menerapkan kebijakan unpaid leave kepada para karyawannya. Bahkan, ada sekitar lima hotel di antaranya sedang tutup untuk sementara selama sepekan.

Saat ini, Yuno mengatakan, harga-harga hotel sedang berada di titik terendah. Dimana, hotel bintang 4 yang biasa menjual kamar seharga Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu per malam, turun drastis hingga di angka Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per malam. 

Selain itu, lanjut dia, diperkirakan ada 60 persen karyawan hotel yang dirumahkan. Bahkan, posisi general manager sebagian besar tidak masuk setiap hari, sebab diprioritaskan masuk untuk karyawan di bagian pelayanan.“Jadi hanya 40 persen yang masuk. Walaupun masuk semua, jadi nggak setiap hari. Dari total anggota kita ada 71 hotel. Itu hampir semua merumahkan karyawan,” jelasnya.

Mengenai rumah makan, Yuno mengatakan, karena selama PPKM Darurat masyarakat tidak diizinkan untuk makan di tempat, posisi waiter atau pelayan saat ini sebagian besar tidak terpakai.“Kalau di restoran paling yang aktif di bagian kitchen atau dapur,” katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement