REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE - Polisi mengindikasikan dokter Florida yang jadi terduga dalang pembunuhan Presiden Jovenel Moise memiliki niat untuk menjadi presiden Haiti. Namun banyak tokoh Haiti mengatakan bahwa Christian Emmanuel Sanon tak dikenal sebagai pemain politik utama.
Pada saat yang sama, seorang profesor universitas teknik sipil di Universitas Quisqueya di Port-au-Prince, Michael Plancher, mengatakan Sanon telah berbicara dirinya dikirim oleh Tuhan untuk mengambil alih kepresidenan Haiti. Profesor Plancher bertemu dengan Sanon dua kali pada bulan lalu.
Dalam sebuah wawancara telepon pada Senin (12/7), profesor Plancher mengatakan ia telah menerima telepon untuk menghadiri pertemuan dengan Sanon yang katanya merencanakan kampanye politik. Profesor Plancher pun datang meski belum pernah mendengar tentang dokter tersebut.
Dia memutuskan datang setelah pencarian internet yang menunjukkan dokter Sanon adalah seorang pendeta yang telah melakukan kegiatan amal. Mereka kemudian melakukan pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada 1 Juni.
Pertemuan awal diikuti satu atau dua hari kemudian dengan pertemuan selama satu jam dengan Sanon dan sekelompok enam sampai delapan orang. Kedua pertemuan itu terjadi di rumah yang sama di ibu kota, Port-au-Prince.
Di sana, katanya, Sanon menguraikan ambisi politiknya. "Dia bilang dia dikirim oleh Tuhan. Dia dikirim dalam misi Tuhan untuk menggantikan Moise," kata Profesor Plancher dikutip dari laman The New York Times, Selasa (13/7).
"Dia mengatakan presiden akan segera mengundurkan diri. Dia tidak mengatakan alasannya," ujarnya menambahkan.
Profesor Plancher mengungkapkan Sanon akan menerapkan Marshall Plan untuk menjalankan negara. Dia ingin mengubah bahasa Prancis sebagai bahasa resmi dan menggantinya dengan bahasa Inggris. "Dia tampak agak gila. Saya tidak ingin berpartisipasi lagi sejak itu," kata Plancher.