REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Organisasi dokter India, Asosiasi Medis India (IMA), telah memperingatkan bahwa gelombang ketiga Covid-19 tidak dapat dihindari. Kemungkinan tersebut terlihat karena pembatasan perjalanan dilonggarkan di seluruh negeri.
"Menyakitkan untuk dicatat bahwa baik pemerintah maupun publik berpuas diri dan mengadakan pertemuan massal tanpa mengikuti protokol Covid," ujar pernyataan IMA pada Senin (12/7).
Foto dan video turis yang berbondong-bondong ke tujuan populer telah menjadi viral dalam beberapa hari terakhir. Video menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka tidak mengenakan masker atau menjaga jarak sosial di tempat umum.
Kasus baru harian di India telah turun menjadi lebih dari 40 ribu dalam beberapa pekan terakhir, turun dari puncak 400 ribu pada Mei. Penurunan jumlah sebagian besar disebabkan oleh penguncian ketat oleh negara bagian yang sekarang sedang dilonggarkan.
Tapi ketika kasus menurun, para ahli khawatir India dapat berada pada risiko gelombang infeksi ketiga yang potensial. Kondisi ini karena baru sekitar 6 persen dari populasi yang memenuhi syarat telah divaksinasi sepenuhnya dan sekitar 22 persen telah menerima setidaknya satu dosis.
"Pariwisata dilakukan, travel ziarah, semangat keagamaan semuanya dibutuhkan, tapi bisa menunggu beberapa bulan lagi," kata IMA dikutip dari BBC.
IMA menyatakan membuka tujuan-tujuan wisata dan keagamaan serta membiarkan orang-orang yang tidak divaksinasi berkumpul dalam pertemuan besar adalah penyebar super potensial untuk gelombang ketiga Covid-19. Kondisi menyeramkan dari gelombang kedua di India dapat terulang kembali.
India memvaksinasi sekitar empat juta orang setiap hari, tetapi perlu mencapai 8-9 juta per hari untuk mencapai target vaksinasi semua orang di atas usia 18 pada akhir tahun ini. Beberapa negara bagian juga bergulat dengan kekurangan pasokan. Bahkan beberapa pusat vaksin publik di Delhi ditutup setelah mereka kehabisan suntikan pada Selasa (13/7).