Selasa 13 Jul 2021 18:52 WIB

Korsel Larang Musik Bertempo Cepat tuk Ngegym Selama Pandemi

Lagu 'Permission to Dance' memiliki kecepatan 127 bpm.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Qommarria Rostanti
Lagu
Foto: HYBE LABELS/Youtube
Lagu

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Berbagai cara telah dilakukan untuk menghentikan penyebaran Covid-10. Salah satunya, masyarakat diminta di rumah saja saat penyebaran Covid-19 sedang meningkat secara signifikan. 

Di Korea Selatan (Korsel), kini ada ketentuan untuk tidak memutar musik dengan beat kecepatan tertentu di pust kebugaran (gym) selama pandemi. Musik yang memiliki beat dengan kecepatan tertentu itu, disebut-sebut berpotensi berbahaya untuk berolahraga berkelompok seperti aerobik selama pandemi. Jenis musik itu disebut merupakan musik dengan lebih dari 120 denyut per menit (bpm).

Pejabat kesehatan mengatakan tindakan itu dimaksudkan untuk mencegah orang bernapas terlalu cepat atau memercikkan keringat pada orang lain. Pelarangan itu juga untuk menghindari keharusan menutup bisnis, seperti yang terjadi selama gelombang infeksi sebelumnya.

Aturan tersebut telah diejek sebagai omong kosong oleh beberapa politisi oposisi. Para pemilik gym melihat aturan itu hampir tidak efektif atau tidak realistis.

“Memainkan lagu-lagu yang cerah adalah untuk menghibur anggota kami dan suasana hati secara keseluruhan, tetapi pertanyaan terbesar saya adalah apakah memainkan musik klasik atau lagu oleh (boyband) BTS telah terbukti berdampak pada penyebaran virus,” ujar seorang pemilik gym, Kang Hyun-ku, kepada Reuters, yang dikutip dari laman The Guardian, Selasa (13/7).

Dia mengatakan, banyak orang menggunakan earphone dan perangkat wearable mereka sendiri akhir-akhir ini. Dengan demikian, para pejabat kesehatan dinilainya akan sulit untuk mengatur daftar putar mereka. 

Seorang anggota gym Kang, Whang Myung-sug, yang berusia 62 tahun, menyebut pembatasan itu birokratis. “Seolah-olah mereka yang merancangnya tidak pernah berolahraga di gym,” kata dia. 

Dari hit K-pop saat ini, misalnya, “Permission to Dance” dari BTS  memiliki kecepatan 127 bpm, “PTT (Paint the Town)” dari girl grup Loona adalah 125 bpm. Sementara lagu “Weekend” dari Taeyeon memiliki kecepatan di 114 bpm, lalu “Alcohol-Free” oleh Twice di 96 bpm.

Berbagai penelitian telah menemukan bahwa mendengarkan musik sambil berolahraga akan membantu Anda bekerja lebih keras dan mengurangi kesulitan. Pada 2020, para peneliti di University of Verona menemukan,  terutama dengan latihan ketahanan seperti berlari, olahraga ini tampak seperti lebih harus sedikit usaha, tetapi lebih bermanfaat dalam hal meningkatkan kebugaran fisik. 

Selain melarang musik kencang, aturan baru di Korea itu juga melarang mandi di gym, membatasi kecepatan treadmill hingga enam km per jam (3,7 mph) dan membatasi pertandingan tenis meja hingga dua orang per meja.

Seorang pejabat kesehatan mengatakan pihak berwenang telah mempertimbangkan berbagai pendapat. Presiden Korsel, Moon Jae-in, mengatakan merasa berat hati ketika memikirkan pemilik usaha kecil dan menengah dan lainnya yang terbebani oleh aturan. “Mau tak mau saya merasa sangat menyesal untuk sekali lagi meminta warga untuk sedikit lebih bersabar,” kata dia pada pertemuan tanggap Covid-19 di Korsel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement