REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dalam rangka peringati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2021 pada Sabtu (26/6) lalu, Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat serta Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (Artipena) selenggarakan kegiatan deklarasi daring War on Drugs.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BNN RI dan Kepala BNNK se-Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bupati Karawang, dan pimpinan perguruan tinggi anggota Artipena Jabar. Dalam sambutannya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengimbau kepada unsur-unsur pentahelix (lima unsur pengembangan Jawa Barat) untuk saling menjaga agar Jabar bersih dari narkotika.
“Mari mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan masyarakat sekitar untuk waspada terhadap Narkoba. Selamat memperingati HANI 2021. Kita gelorakan War on Drugs untuk menunjukkan dan membawa Jabar Juara Lahir Batin,” tutur Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berdasarkan rilis yang diterima, Selasa (13/7).
Antusiasme 13.045 mahasiswa yang berasal dari 165 Perguruan Tinggi di Jawa Barat yang menghadiri deklarasi secara daring melalui kanal TV Harmoni berhasil mencatatkan pemecahan Rekor ORI (Original Rekor Indonesia).
Dalam pemecahan rekor, Universitas BSI (Bina Sarana Informartika) kampus Cikampek berpartisipasi dengan mengutus puluhan mahasiswanya untuk menyukseskan acara ini.
Salah seorang mahasiswa Universitas BSI kampus Cikampek yang hadir, Della Vani Savitri mengungkapkan rasa senangnya mendapatkan wawasan akan bahaya dari penyalahgunaan narkoba.
Senada dengan itu, Hafi Dika merasakan manfaat ikut kegiatan ini, menurutnya jalan hidup tanpa narkoba seharusnya menjadi pilihan generasi muda sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa.
“Remaja berada pada fase membutuhkan perhatian, kasih sayang, kedekatan dan keteladanan dari orang tua supaya tidak terjerumus narkoba,” pungkas Hafi.
Menurutnya, saat ini Universitas BSI kampus Cikampek, sudah lama deklarasikan perang terhadap narkoba dan asap rokok.“Di kampus saya juga seperti itu, diajarkan untuk tidak mendekati narkoba dan di kampus saya bebas asap rokok. Universitas BSI terlihat dari dulu sudah aware terhadap bahaya narkoba bagi para mahasiswanya,” jelas Hafi.
Tak hanya itu, Lukmanul Hakim mengatakan bahwa keikutsertaan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya narkotika. Tentunya juga turut serta mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di lingkungan kampus.
“Universitas BSI akan memberikan sanksi tegas terhadap civitas akademika yang kedapatan memiliki, menyimpan, menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang di lingkungan kampus maupun di luar kampus UBSI,” tandasnya.