Kementan Fokus Tingkatkan Kompetensi SDM Pertanian

Red: Fernan Rahadi

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi (kanan) pada kunjungan kerja di Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Dedi Nursyamsi mengatakan penangkaran benih padi vital untuk pemberdayaan dan kemandirian petani agar berdaya saing, khususnya melalui SL IPDMIP bagi petani di daerah irigasi (DI) pada 74 kabupaten di 16 provinsi.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi (kanan) pada kunjungan kerja di Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Dedi Nursyamsi mengatakan penangkaran benih padi vital untuk pemberdayaan dan kemandirian petani agar berdaya saing, khususnya melalui SL IPDMIP bagi petani di daerah irigasi (DI) pada 74 kabupaten di 16 provinsi. | Foto: Kementan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kementerian Pertanian terus berfokus untuk meningkatkan produktivitas dengan cara terus meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM pertanian, baik penyuluh maupun staf lapangan. Hal tersebut salah satunya dilakukan dalam Review Penyuluh Petugas Lapangan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP),  Senin (12/7).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan IPDMIP bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi. "Dengan peningkatan produktivitas, maka pendapatan petani pun akan meningkat. Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan petani," tutur Syahrul dalam siaran persnya, Senin. 

Pernyataan senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. "Peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pertanian sangat penting untuk dilakukan. Karena, SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produktivitas pertanian," katanya.

Sementara Konsultan IPDMIP, Alimin Jahya, menjelaskan konsep pelatihan untuk penyuluh dan staf lapangan. "Kita sudah punya dua kurikulum dan modul 2018 dan 2021. Jadi penyuluh dilatih di provinsi dan pusat untuk meningkatkan kompetensi. Tujuannya agar mereka memahami apa yang harus dilakukan di IPDMIP dan itulah bekal mereka untuk mendampingi petani," terangnya.

Dijelaskan Alimin, setelah dua tahun, staf lapangan kemampuannya sama dengan penyuluh senior. Bahkan banyak kelebihan, terutama dalam perangkat IT. "Kita juga mengembangkan podcast, karena mengembangkan latihan di lapangan tidak memungkinkan. Semua BPP sudah mulai mengembangkan ini. Namun, kalau bisa ada yang mengkompilasi, atau mem-follow up upaya ini," tuturnya.

Pernyataan tidak jauh berbeda disampaikan Deputi Manager Bidang Teknis IPDMIP, Pamela Fadhilah.  "Staf Lapang kita lebih kreatif dan terbuka pikirannya dari sisi bisnis. Dengan pelatihan yang diberikan, mereka bisa berbisnis tanaman hias, pupuk. Mereka malah optimis, karena sektor pertanian banyak pintu yang bisa mereka manfaatkan. Mereka bisa menjadi penyuluh pendamping, dan bisa menjalankan bisnisnya," tuturnya.

Namun, Pamela Fadhilah menilai staf lapangan harus mendapat pendampingan, karena penyuluh dan staf lapangan tumbuh sendiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Hampir 500 Jenis Varietas Benih Padi Telah Dilepas Kementan

Selalu Tumbuh Positif, DPD RI Apresiasi Kinerja Kementan

Kementan Proyeksi Permintaan Hewan Kurban Turun 10 Persen

Kementan Ajak Petani Tanam Bawang Merah Biji TSS

Kementan: Anjing dan Kucing Belum Terbukti Tularkan Covid-19

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark