Selasa 13 Jul 2021 23:37 WIB

Ruang Isolasi Covid RS di Irak Terbakar, 64 Orang Tewas

Kebakaran diduga karena ada tangki oksigen yang meledak.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Kebakaran/ilustrasi
Foto: pixabay
Kebakaran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Lebih dari 60 orang tewas setelah kebakaran melanda bangsal isolasi Covid-19 di sebuah rumah sakit di kota Nasiriya, Provinsi Dhi Qar, Iraq, Senin (12/7) malam waktu setempat. Penyebab kebakaran di rumah sakit al-Hussein masih diselidiki, namun laporan mengatakan kebakaran dimulai setelah tangki oksigen meledak.

Media pemerintah Irak menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 64 jiwa. Sementara hampir 70 orang lainnya mengalami luka.

Juru bicara departemen kesehatan setempat, Dr. Ammar al-Zamili mengatakan, kebakaran diyakini dimulai setelah tangki oksigen meledak di ICU yang merawat pasien Covid-19. "Tim pertahanan sipil berhasil mengendalikan dan memadamkan api besar yang terjadi di rumah sakit al-Hussein di kota itu dengan bantuan petugas kesehatan dan sukarelawan lingkungan," kata al-Zamili kepada CNN.

Bangsal baru untuk pasien Covid-19 memiliki ruang untuk 70 tempat tidur dan dibangun tiga bulan lalu. Seorang pejabat kesehatan mengatakan, bahwa setidaknya 63 orang berada di dalam ketika kebakaran terjadi.  "Saya mendengar ledakan besar di dalam bangsal virus corona dan kemudian api meletus dengan sangat cepat," kata seorang penjaga rumah sakit kepada Reuters dikutip laman BBC, Selasa (13/7). Operasi pencarian masih berlangsung hingga kini.

Kebakaran juga pernah terjadi pada April, ketika tangki oksigen yang meledak memicu kebakaran yang menewaskan sedikitnya 82 orang dan melukai 110 orang di sebuah rumah sakit di ibu kota Baghdad. Menteri Kesehatan Hassan al-Tamimi mengundurkan diri setelah kebakaran itu.

Pandemi Covid-19 sangat membebani pelayanan kesehatan Irak, yang telah menderita bertahun-tahun perang, pengabaian, dan korupsi. Irak telah mencatat 1,4 juta infeksi dan melaporkan lebih dari 17 ribu kematian akibat virus corona sejak pandemi masuk ke negara itu tahun lalu. Irak telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 kepada lebih dari satu juta dari sekitar 40 juta warganya.

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi memerintahkan penangkapan kepala rumah sakit untuk dimintai kejelasan. Kantor berita Reuters melaporkan bentrokan antara demonstran dan polisi di tempat kejadian, dan dua kendaraan polisi dibakar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement