Rabu 14 Jul 2021 08:45 WIB

Dari Singapura, Airlangga Bawa Kabar Baik Investasi

Pengusaha Singapura akan tetap berinvestasi di Indonesia.

Dari Singapura, Airlangga bawa kabar baik investasi. Foto: ilustrasi investasi
Foto: Pixabay
Dari Singapura, Airlangga bawa kabar baik investasi. Foto: ilustrasi investasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan sejumlah menteri Singapura, Selasa (13/7), menghasilkan beberapa komitmen antara kedua negara.

Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, pemerintah Singapura menegaskan komitmen negaranya untuk membangun kerja sama ekonomi dengan Indonesia dan mendorong pengusaha Singapura untuk terus berinvestasi di Indonesia.

Baca Juga

“PM Singapura menyatakan iklim berusaha di Indonesia sudah semakin baik, sehingga pemerintahnya terus mendorong pengusaha Singapura untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Menko Airlangga dalam keterangannya.

Dalam pertemuan tersebut ditegaskan pula komitmen kedua negara untuk bersama-sama mengembangkan energi hijau. Pemerintah Singapura akan segera meresmikan pembangkit listrik tenaga surya terapung di Singapura dengan kapasitas 60 MW serta Singapura juga mendukung pengembangan Kawasan Industri Kendal yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada 2016 silam.

PM Lee Hsien Loong mengapresiasi keputusan pemerintah RI yang menetapkan Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, karena akan semakin mendorong investasi Singapura ke Indonesia. Bahkan dari Batam akan bisa dibangun IT Center yang andal dan melatih tenaga-tenaga terampil di bidang digital.

Sementara dalam pertemuan terpisah dengan Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Menko Airlangga membahas potensi kerjasama di antara kedua negara, yang dapat menjadi modal untuk bisa keluar dari pandemi COVID-19.

“Pemerintah Indonesia berupaya keras mengendalikan penyebaran virus Covid-19 varian ini, dengan mempercepat program vaksinasi. Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar vaksinasi bisa mencapai satu juta per hari, untuk kemudian ditingkatkan menjadi dua juta suntikan per hari,” jelas Airlangga.

Airlangga dan mitra Singapura juga membahas kemungkinan persiapan travel bubble khususnya untuk Batam, Bintan, dan Bali. Ketika kondisi sudah memungkinkan, diharapkan ketiga daerah tersebut bisa menggerakkan kembali pariwisatanya.

Sedangkan dalam pertemuan Menko Airlangga dengan Menteri Senior Singapura Tharman Shanmugaratnam, keduanya sepakat agar semua negara bahu membahu untuk segera menangani pusat penyakit ketika wabah terjadi.

“Kita memerlukan global fire fighter yang langsung bekerja untuk menangani bencana, tetapi bereaksi setelah menjadi wabah,” ungkap Airlangga.

Pertemuan tersebut turut membahas reformasi pajak global yang didengungkan negara G-7. Kedua menteri sepakat bahwa langkah tersebut justru dapat menghambat pembangunan ekonomi negara berkembang.

Selain itu, isu mengenai energi hijau juga dibahas dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan, yang sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat energi hijau, bukan hanya untuk Singapura, tetapi juga untuk kawasan ASEAN.

Beberapa perusahaan Singapura telah berkomitmen untuk mengembangkan energi tenaga surya di Indonesia, seperti SembCorp dan Sunseap. Menlu Singapura mengatakan pengembangan energi hijau termasuk tenaga surya, menjadi semakin feasible untuk dikembangkan sekarang ini, dengan sejumlah kemajuan teknologi yang sudah membuat energi ini semakin efisien.

Kedua menteri sepakat untuk melakukan pembahasan lanjutan terkait model bisnis ini, terutama karena Indonesia memiliki banyak sumber energi listrik yang bisa dikembangkan mulai dari hidro, angin, panas bumi, hingga sinar matahari dan ke depan akan dibutuhkan negara agar bisa memberikan kontribusi bagi upaya pengendalian perubahan iklim (climate change).

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement