Rabu 14 Jul 2021 13:35 WIB

Wagub DKI: Tempat Tidur RS Terisi 91 Persen, ICU 94 Persen

Ariza meminta dukungan masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan prokes.

Rep: Flori Sidebang, Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Seorang pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan tidur di ruang isolasi di Rumah Sakit Darurat Pangkalan Marinir Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Rumah sakit darurat yang telah beroperasi sekitar tiga minggu tersebut mampu menampung sekitar 500 orang pasien dari militer maupun umum yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan yang merupakan rujukan dari RSAL Mintohardjo Jakarta akibat tingginya tingkat penularan COVID-19.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Seorang pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan tidur di ruang isolasi di Rumah Sakit Darurat Pangkalan Marinir Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Rumah sakit darurat yang telah beroperasi sekitar tiga minggu tersebut mampu menampung sekitar 500 orang pasien dari militer maupun umum yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan yang merupakan rujukan dari RSAL Mintohardjo Jakarta akibat tingginya tingkat penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur isolasi maupun ruang ICU bagi pasien Covid-19 di Ibu Kota hampir penuh. Ariza menyebut, data terakhir mencatat persentase tempat tidur yang digunakan sudah melebihi 90 persen.

"Ini kalau lihat data, tempat tidurnya sudah (terisi) mencapai 91 persen, ruang ICU sudah mencapai 94 persen. Ini angkanya sudah tinggi sekali rata-ratanya," kata Ariza saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan, Rabu (14/7).

Baca Juga

Ariza menuturkan, pemerintah pun terus berupaya meningkatkan fasilitas kesehatan dalam menangani pandemi Covid-19 ini. Mulai dari menambah rumah sakit rujukan bagi pasien yang terpapar virus corona, jumlah tenaga kesehatan, obat-obatan, tempat tidur, hingga tabung oksigen. Namun, menurut dia, semua hal ini akan menjadi sia-sia jika tidak mendapat dukungan dari masyarakat, yakni dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Betapa pun baiknya, cepatnya, pemerintah menyiapkan berbagai fasilitas, semua tidak ada artinya kalau tidak didukung oleh masyarakat," ujarnya.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada penambahan lagi ribuan nakes, ribuan tempat tidur yang akan disiapakan. Sekali lagi mohon dukungan semua warga untuk disiplin, patuh, taat menjalankan protokol kesehatan, melaksanakan PPKM Darurat," tambahnya menjelaskan.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar segera mengikuti program vaksinasi yang dilakukan di berbagai lokasi di Jakarta. Sebab, Ariza menuturkan, saat ini pemberian vaksin tidak lagi dibatasi zona domisili dan usia. Salah satunya seperti sentra vaksinasi yang berada di Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan.

Ariza pun mengucapkan terima kasih kepada jajaran universitas yang sudah terlibat dalam mensukseskan program vaksinasi Covid-19. "Hari ini kita laksanakan kegiatan vaksinasi nasional dan Alhamdulillah, saya ikut senang dan bangga karena pelaksanaannya dilaksanakan di kampus Universitas Budi Luhur," tutur dia.

"Kegiatan vaksinasi dan sentra vaksin baik sekali, bagi akademika sivitas terlibat aktif memberikan kontribusi yang baik. Terima kasih pak rektor dan jajarannya, dan pak walikota, pak camat dan ibu kepala puskesmas dan jajaran," imbuhnya.

 

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan DKI Jakarta dan Yogyakarta menjadi provinsi yang paling berat hadapi lonjakan Covid-19. Sebab tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di ruang isolasi dan ICU di kedua provinsi tersebut sudah hampir penuh.

Budi mengungkapkan pihaknya telah mempersiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi hal tersebut. Menurutnya Yogyakarta dan DKI Jakarta memiliki strategi yang berbeda.

Untuk di DKI Jakarta, pemerintah telah mengkonversi satu rumah sakit besar khusus untuk covid-19. Hal itu sudah dilakukan di RS Fatmawati, RS Persahabatan, dan RS Sulianti Saroso.

"Kita bikin 100 persen untuk Covid. Jadi itu ada tambahan mendekati 1.000 kamar, itu yang perlu dilakukan di rumah sakit kota lain kalau BOR-nya sudah makin tinggi dan disertai konversi yang sudah di atas 50 atau 60 persen," ujar Budi dalam rapat kerja dengan DPR, Selasa (13/7).

Menkes mengatakan, strategi lain yang bisa dilakukan adalah dengan menambah rumah sakit lapangan atau darurat. Salah satu yang sudah dilakukan di DKI jakarta adalah menggunakan Wisma Haji untuk menampung pasien Covid-19.

"Dan kita bekerja sama dengan BUMN juga di Wisma Haji itu ada satu gedung yang kita pakai untuk ICU, itu bisa lebih dari 100. Jadi totalnya mungkin 900-1.000 tempat tidur ada di Wisma Haji, itu sudah kami bereskan dalam waktu 4-5 hari," tuturnya.

 

photo
Lampu kuning BOR di 14 provinsi. - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement