Rabu 14 Jul 2021 16:44 WIB

Jabar Salurkan Tabung Oksigen ke Kabupaten/Kota

Pemprov Jabar intens mencari produsen-produsen oksigen di Indonesia.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jabar Salurkan Tabung Oksigen ke Kabupaten/Kota (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Jabar Salurkan Tabung Oksigen ke Kabupaten/Kota (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menerima bantuan 700 tabung oksigen dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jabar dan PT Abyro Multitecno Cemerlang. 

Bantuan diterima langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Kantor PT Migas Hulu Jabar, Kota Bandung, Rabu (14/7). Setelah menerima bantuan tersebut, tabung oksigen langsung didistribusikan ke posko oksigen kabupaten/kota di Jabar. 

Ridwan Kamil mengatakan, Pemda Provinsi Jabar terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen, terutama di rumah sakit. Pemprov Jabar pun menugaskan dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Jasa Sarana dan PT Migas Hulu Jabar, untuk memastikan distribusi oksigen berjalan baik. 

"Pembagian tugas kami lakukan di Pemda Provinsi Jabar. Kami menugaskan dua BUMD, PT Jasa Sarana, kedua yang memiliki tempat ini PT Migas Hulu Jabar untuk mengurusi A sampai Z supply-demand oksigen di Jawa Barat," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil. 

Dari sisi pasokan, kata dia, Pemprov Jabar intens mencari produsen-produsen oksigen di Indonesia. Sudah ada beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Pertamina, dan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, yang berkomitmen menyalurkan oksigen ke Jabar. 

Selain itu, kata Emil, Pemprov Jabar juga mendapat bantuan berupa 1.500 tabung oksigen dari Singapura. Bantuan itu sangat penting mengingat sulitnya mencari perusahaan yang memproduksi tabung oksigen.

"Kemarin baru pulang dari Sumatera, untuk meminta komitmen perusahaan-perusahaan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Saya juga ikut mencari bantuan dengan mengontak sahabat-sahabat lama saya di Singapura. Alhamdulillah, hari Kamis akan datang 1.500 tabung dari Singapura hasil pendekatan langsung kepada mereka," paparnya. 

Kebutuhan akan tabung oksigen terus mengalami peningkatan. Tak hanya di rumah sakit, tapi banyak juga pasien-pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman) membutuhkan tabung oksigen. 

"Pak Sekda telah menghitung neraca kebutuhan oksigen di Jabar, yang biasa normal, saat ini melonjak bekali-kali lipat. Sehingga  kita ada defisit per hari ini sampai 300 ton," kata Emil.

"Oleh karena itu strategi kita terbagi dua. Fokus pada pembelian dan mencari hingga ke daerah atau negara tetangga. Karena apa? karena yang meninggal akibat saturasi rendah kekurangan tabung dan oksigen itu banyak sekali," imbuhnya. 

Menurut Emil, ada sekitar 160 warga Jabar yang sedang melakukan isoman meninggal dunia. Oleh karena itu, selain memastikan pasokan oksigen, ia meminta kepada aparat setempat untuk aktif mengecek masyarakat yang sedang melakukan isoman di rumah. 

"Sudah lebih dari 160 warga Isoman di Jawa Barat meninggal dunia. Oleh karena itu Pak Sekda, Babinsa, Bhabinkamtibmas, kami minta untuk mengecek mereka yang isoman. Pastikan isoman itu membaik bukan memburuk," katanya. 

"Jangan ada lagi yang meninggal dunia di rumah-rumah karena aparat RT-RW, lurah dan lain-lainya tidak mengecek karena kurang atensi," imbuhnya. 

Pemprovinsi Jabar juga, secara proaktif untuk jemput bola dengan membagikan obat-obat gratis kepada masyarakat yang isoman. Selain itu, Pemprov Jabar juga menyediakan telekonsultasi untuk masyarakat yang sedang isoman melalui fitur Isoman di portal Pikobar. 

"Jawa barat prinsipnya proaktif, jangan menunggu. Makanya Jawa Barat sudah lebih dahulu membagikan obat gratis. Sehingga perlu koordinasi dengan rencana Presiden besok lusa membagikan obat gratis juga kepada isoman supaya tidak duplikasi," paparnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement