REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --Mikel Arteta menunjukan dukungan dan rasa sayangnya untuk Bukayo Saka, yang dihujat dan mengalami kekerasan rasial karena gagal jadi eksekutor penalti di final Euro 2020. Saka gagal menjalankan peran sebagai penendang penentu, saat Inggris dikalahkan Italia akhir pekan lalu.
Saka, bersama Marcus Rashford dan Jadon Sancho, yang gagal menjalankan tugas tersebut, menjadi target kekerasan rasialisme di media sosial. Sejumlah tokoh Arsenal pun menghubungi Saka sejak saat itu, untuk memberikan dukungan mereka, termasuk sang pelatih.
''Saya telah (bicara dengannya), dia telah hancur. Tapi kami mendukungannya dengan kasih sayang dan kekaguman dari semua orang di dunia sepak bola. Saya pikir merupakan trofi terbesar yang bisa dia miliki,'' ucap Arteta, dikutip dari Dailymail, Rabu (14/7).
Menurut dia, Saka telah mengalami musim yang luar biasa, bahkan pemain terbaik di skuadnya sepanjang musim lalu. Karena itulahnya Saka dipanggil oleh Gareth Southgate untuk membela tim nasional Inggris, meskipun baru berusia 19 tahun.
''Apalagi yang kalian inginkan? Ya, piala, tapi Anda tidak bisa memiliki segalanya dalam sepak bola ini,'' kata Arteta.