Rabu 14 Jul 2021 17:04 WIB

Orang yang Divaksinasi Lebih Kecil Tularkan Covid-19

Orang yang divaksinasi tidak membawa banyak viral load.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Orang yang divaksinasi tidak membawa banyak viral load, sehingga kemungkinan mereka menularkan sangat rendah. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Orang yang divaksinasi tidak membawa banyak viral load, sehingga kemungkinan mereka menularkan sangat rendah. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran cepat Covid-19 varian Delta telah menimbulkan kekhawatiran orang yang telah divaksinasi penuh terhadap penyakit ini. Orang-orang positif Covid-19 yang telah divaksinasi mungkin tak menyadari menularkan virus tersebut karena tidak merasakan gejala. 

Namun, para ahli mengatakan, meskipun bukan tidak mungkin, penularan Covid-19 oleh orang yang divaksinasi penuh tidak mungkin terjadi. Varian Delta sangat menular dan berpotensi lebih mematikan dibandingkan varian SARS-CoV-2 sebelumnya. Diperkirakan lebih dari 99 persen kasus baru Covid-19 terjadi di antara orang yang tidak divaksinasi.

Penyebaran varian Delta sangat cepat di negara dengan tingkat vaksinasi yang rendah. Namun kasus varian terbaru telah muncul di berbagai negara, termasuk yang memiliki tingkat vaksinasi tinggi. Itu tidak berarti orang yang divaksinasi memainkan peran utama dalam menyebarkan penyakit.

“Dalam virologi, ciri penularan adalah viral load,” kata seorang ahli virologi dan CEO IncellDx, dr Bruce K Patterson.

IncellDx adalah perusahaan yang merancang metode baru untuk memprediksi, mengidentifikasi, dan mengobati kasus Covid-19 jangka panjang. Menurut dia, semakin banyak virus yang Anda miliki, semakin besar peluang untuk menyebarkannya. Orang yang divaksinasi tidak membawa banyak viral load, sehingga kemungkinan mereka menularkan sangat rendah.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), tidak hanya orang yang divaksinasi berisiko jauh lebih kecil tertular Covid-19, mereka juga cenderung menjadi pembawa virus tanpa gejala atau menularkannya ke orang lain.

Patterson mengatakan beberapa infeksi terobosan dengan varian Delta pasti terjadi di antara orang yang divaksinasi, sama seperti varian lainnya, karena efektivitas vaksinasi, tidak 100 persen melindungi terhadap infeksi dan penyakit.

“Kasus terobosan akan menular, tapi harapannya viral load tidak akan setinggi pada seseorang yang tidak divaksinasi,” kata dia.

Secara keseluruhan, penyebaran varian Delta dan varian lainnya jauh lebih mungkin terjadi di antara orang yang tidak divaksinasi dibandingkan orang yang divaksinasi. “Faktanya, tidak salah untuk mengatakan penyebaran oleh orang yang divaksinasi dapat terjadi, tapi kemungkinannya rendah dibandingkan dengan tingkat kekhawatiran yang diangkat. Risikonya tidak nol, tapi tidak tinggi," kata Patterson.

Vaksinasi tetap menjadi perlindungan terbaik terhadap semua varian. Patterson merekomendasikan untuk terus memakai masker di tempat-tempat berisiko tinggi, seperti tempat berkumpulnya banyak orang, terutama di daerah-daerah di mana penyebaran varian Delta kuat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement