REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya akan memperkuat upaya pemantauan kepada pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman). Sebab, belakang muncul banyak kasus pasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani isoman.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, kasus meninggalnya pasien Covid-19 saat menjalani isoman harus menjadi perhatian seluruh pihak. Apalagi, saat ini total pasien Covid-19 yang menjalani isoman di Kota Tasikmalaya berjumlah lebih dari 1.000 orang.
"Meski kasus pasien meninggal saat isoman cenderung kecil, tapi tetap harus menjadi perhatian," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (14/7).
Uus mengatakan, pihaknya akan melakukan penguatan untuk memantau kondisi pasien Covid-19 yang menjalani isoman. Penguatan itu dilakukan dengan memberdayakan masyarakat.
Artinya, masyarakat sekitar harus benar-benar peka ketika ada seseorang di lingkungannya yang menjalani isoman. Masyarakat sekitar harus ikut memantau kondisi yang bersangkutan, supaya ke depannya tak ada lagi kasus pasien yang mendadak mengalami gejala berat saat menjalani isoman.
"Perlu kerja sama antara semua pihak bisa memantau yang isoman, sehingga tidak terjadi lagi kasus isoman meninggal. Apalagi yang belum terlaporkan," ujar dia.
Ia juga mengingatkan, pasien Covid-19 yang menjalani isoman harus melaporkan kondisinya kepada satuan tugas (satgas) di lingkungannya masing-masing. Sebab, menurut dia, pasien Covid-19 tanpa gejala bisa sewaktu-waktu kondisinya memburuk.
"Walapun tanpa gejala, itu bisa mendadak berat ketika kondisi saturasi turun tapi itu tak dirasakan pasien. Itu bisa tiba-tiba menjadi perburukan. Di situ lah pentingnya koordinasi dan pelaporan ini," kata Uus.
Ia menambahkan, pihaknya terus menambah kapasitas ruang isolasi di rumah sakit. Sebab, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit yang ada saat ini sudah jauh di bawah kasus aktif.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, total kasus aktif Covid-19 per Rabu berjumlah 1.633 kasus. Sementara total tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit berjumlah 417 unit, di mana 86,81 persennya telah terisi.
Karena itu, Uus mengatakan, masih terjadi banyak antrean pasien Covid-19 untuk masuk ke rumah sakit. Namun, ia menambahkan, pihaknya terus berupaya menambah ruang isolasi, terutama di RSUD dr Seokardjo.
"Kita juga akan tambah satu rumah sakit untuk rujukan pasein Covid-19, yaitu RS Yarsi," ujar dia.