Rabu 14 Jul 2021 18:26 WIB

Jilbab Buatan Muslimah Ini Laku Keras di Ritel Besar AS

Jilbab buatannya dijual di 16 toko Nordstrom di seluruh Amerika Utara.

Rep: Meiliza Laveda / Red: Ani Nursalikah
Hijab Buatan Muslimah Ini Laku Keras di Ritel Besar AS. CEO Henna and Hijabs Hilal Ibrahim (26 tahun) dari Minnesota, AS. Desain jilbab Muslimah ini laku keras di toko ritel besar AS.
Foto: Hilal Ibrahim
Hijab Buatan Muslimah Ini Laku Keras di Ritel Besar AS. CEO Henna and Hijabs Hilal Ibrahim (26 tahun) dari Minnesota, AS. Desain jilbab Muslimah ini laku keras di toko ritel besar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hilal Ibrahim (26 tahun) bermimpi membuat jilbab yang lebih mudah diakses oleh anak muda. Sekarang mimpinya terwujud karena desain jilbab mewahnya tersedia dan dijual di pengecer mode besar di Amerika Serikat.

Bahkan jilbabnya termasuk salah satu barang yang pertama kali habis terjual. Ibrahim mulai menjalankan usahanya bernama Henna and Hijabs pada 2017. Dia mendesain dan memproduksi jilbab yang bisa dipakai oleh semua Muslimah dengan bahan yang ramah lingkungan.

Baca Juga

Produknya dijual di 16 toko Nordstrom di seluruh Amerika Utara bulan ini, termasuk Mall of America dan secara daring. Jilbabnya dijual mulai harga 45 dolar Amerika.

“Kami berharap dapat terus mengembangkan koleksi kami sambil mendengarkan usulan karyawan, pelanggan, mitra, dan tetangga kami. Kami berharap koleksi ini memberikan rasa bangga dan percaya diri bagi komunitas perempuan yang kurang terwakili,” kata EVP dan Presiden Grup Produk Nordstrom Jen Jackson Brown dalam pernyataannya, dilansir CNN, Rabu (14/7).

Ibrahim mengatakan jilbab yang dijual di ritel besar adalah konsep baru. Tanpa adanya konsep itu, para gadis muda harus bergantung pada pembelian syal yang tipis atau terlalu kecil. Dia ingin mengubah hal tersebut dan membuat semua wanita Muslim bisa mendapatkan hijab dengan mudah.

“Ini belum pernah ditawarkan sebelumnya. Saya ingin gadis muda, bukan hanya wanita Muslim, tahu bahwa jilbab melambangkan mereka bisa melakukan semua yang ingin mereka lakukan,” ujar dia.

Bagi Ibrahim, memberdayakan wanita adalah salah satu tujuan utamanya. Yang membuatnya terus maju adalah catatan dari wanita muda yang mengatakan dia sangat berterima kasih atas apa yang Ibrahim lakukan.

“Anda tidak pernah tahu dampak yang Anda miliki dan saya tidak tahu seberapa besar dampaknya, tapi untuk terus melakukan itulah tujuan saya,” ujarnya.

Selain hijab mode, Ibrahim juga meluncurkan hijab medis pertama di 2019 tepat menjelang pandemi Covid-19. Dia memiliki latar belakang yang luas dalam perawatan kesehatan dan melihat masalah yang membutuhkan solusi. Sejak Henna and Hijabs meluncurkan lini medis pada November 2019, mereka telah menyumbangkan hampir 1.000 hijab medis ke rumah sakit Minnesota. 

Link artikel asli

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement