Rabu 14 Jul 2021 20:25 WIB

Varian Delta Menyebar, Korsel Perketat Pembatasan Sosial

Lonjakan harian Covid Korsel tembus rekor baru 1.615 kasus.

Kota Seoul. Mulai Senin (12/7), pemerintah Korea Selatan (Korsel) memperketat lockdown atau karantina wilayah Covid-19 di Seoul dan wilayah yang berdekatan,
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Kota Seoul. Mulai Senin (12/7), pemerintah Korea Selatan (Korsel) memperketat lockdown atau karantina wilayah Covid-19 di Seoul dan wilayah yang berdekatan,

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL-- Korea Selatan memperketat pembatasan sosial di sebagian besar wilayah negara itu untuk memerangi wabah virus corona terburuk, Pengetatan dilakukan setelah kasus baru Covid-19 pada Selasa (13/7) melampaui puncak harian sebelumnya menjadi 1.615.Di tengah kekhawatiran yang meningkat terhadap varian Delta

"Infeksi klaster telah menyebar dengan cepat di ibu kota Seoul dan sekitarnya yang dipicu oleh varian Delta," kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Baca Juga

Perdana Menteri Kim Boo-kyum mengatakan mulai Kamis pemerintah akan memperketat pembatasan sosial di sebagian besar wilayah ke Level 2 dari skala empat,  kecuali sejumlah wilayah di selatan.

Di bawah pengetatan Level 2, pertemuan lebih dari delapan orang dilarang, restoran dan bar juga harus tutup pada tengah malam. Pengetatan itu masih berada dua tingkat di bawah pembatasan terberat.  Level 4, di mana masyarakatdilarang mengadakan pertemuan lebih dari dua orang setelah jam 6 sore.

Pengetatan Level 4 telah diberlakukan di Seoul dan sekitarnya sejak Senin (12/7). Lonjakan kasus baru yang sedang berlangsung sebagian dipicu oleh sebaran varian Delta, yang menyumbang 30,7 persen dari semua kasus baru yang dilaporkan pada 4-10 Juli.

Gelombang infeksi baru di Korsel sejauh ini membawa lebih sedikit kasus serius dan kematian daripada gelombang sebelumnya. Banyak warga Korsel yang lebih tua dan lebih rentan kini sudah divaksin anti virus Corona.

"Total kasus di negara itu selama pandemi mencapai 171.911 dengan 2.048 kematian," menurut data KDCA.

Namun, kecepatan vaksinasi melambat dalam beberapa minggu terakhir. Baru 30,6 persen dari 52 juta penduduk Korsel yangtelah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan tingkat vaksinasi di banyak negara maju lainnya, termasuk Inggris dan Singapura, yang melebihi 60 persen.

sumber : Reuters/antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement