REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kota Palembang, Sumatera Selatan, mengalami fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) selama Juli hingga awal Agustus 2021 sehingga cuaca menjadi lebih dingin. Kepala Seksi Data Dan Informasi Stasiul Klimatologi Klas I Palembang Nandang Pangaribowo, Rabu (14/7), mengatakan, Kota Palembang diselimuti awan penghujan selama Juli hingga awal Agustus.
Hal ini mengakibatkan cuaca menjadi terasa dingin dengan suhu 22 derajat Celcius - 27 derajat Celcius dan kelembaban 75 derajat Celcius - 95 derajat Celcius. Semua wilayah di Palembang akan diguyur hujan dengan ketebalan 0 sampai 100 Milimeter/jam.
Walaupun sejatinya selama rentang waktu tersebut masih berada pada musim kemarau. Hal tersebut terjadi akibat adanya aktivitas seasional Madden Julian Oscillation (MJO). Jadi dalam rentang itu, walau Palembang sudah masuk musim kemarau tapi cuaca terasa dingin dan diiringi hujan skala sedang.
"Fenomena ini sewaktu-waktu dapat terjadi dan tidak berpotensi menimbulkan bahaya," kata dia.
Dalam klimatologi dan geofisika, MJO merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis. "Biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari dalam satu tahun," lanjut Nanang.
Fenomena itu dapat dikenali dengan adanya pergerakan aktivitas konveksi atau gerak udara, air dengan arah vertikal yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. MJO yang aktif mengakibatkan suhu muka laut di wilayah Samudera Hindia menurun sehingga mengakibatkan meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.
Meski dalam teorinya tidak menimbulkan potensi bahaya bencana namun masyarakat tetap waspada banjir khususnya bagi yang bermukim di wilayah perairan atau dataran rendah.