Rabu 14 Jul 2021 20:40 WIB

Bantu Tangani Covid-19, Prabowo Alihkan Kegiatan Pokok

Kemenhan siapkan fasilitas yang sediakan 1.650 tempat tidur untuk pasien Covid-19.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto, meninjau langsung kesiapan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pertahanan dan Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (14/7). Kedua lokasi itu dijadikan sebagai rumah sakit satelit bagi RS dr Suyoto yang selama ini telah melayani pasien Covid-19.
Foto: dok. Kemhan
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto, meninjau langsung kesiapan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pertahanan dan Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (14/7). Kedua lokasi itu dijadikan sebagai rumah sakit satelit bagi RS dr Suyoto yang selama ini telah melayani pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, mengalihkan sejumlah kegiatan pokok di bawah kementeriannya untuk digunakan sebagai lokasi perawatan pasien Covid-19. Dia telah memastikan kesiapan sejumlah tempat yang akan digunakan sebagai rumah sakit (RS) darurat. 

“Kami mengalihkan beberapa kegiatan pokok. Sarana-sarana yang ada terutama badan pendidikan latihan, sarana pendidikan kami sementara kami alihkan. Kami hentikan kursus-kursus. Siswa kami pulangkan, mereka laksanakan kursus virtual. Ruangan-ruangan kami ubah menjadi RS darurat,” kata Prabowo dalam siaran pers, Rabu (14/7). 

Baca Juga

Hari ini, Prabowo meninjau langsung kesiapan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pertahanan (Pusdiklat Jemenhan Badiklat Kemenhan) dan Pusdiklat Bahasa (Pusbahasa) Badiklat Kemenhan di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Kedua lokasi itu dijadikan sebagai rumah sakit satelit bagi RS dr Suyoto yang selama ini telah melayani pasien Covid-19. 

Gedung Pusdiklat Jemenhan dan Pusdiklat Bahasa memiliki daya tampung sebanyak 172 kamar dengan kapasitas 344 tempat tidur. Sebagai rumah sakit satelit, akan disiapkan pula ruang ICU dan HCU dengan dua ventilator dan akan dilengkapi dengan oksigen generator untuk mendukung kebutuhan oksigen pasien. 

Rumah sakit satelit ini juga akan dilengkapi dengan perangkat tenaga kesehatan yang dibutuhkan dari RS dr Suyoto, termasuk diantaranya dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru, serta dokter anestesi. RS satelit ini akan menampung pasien Covid-19 dengan status sedang. 

Selain meninjau kesiapan Pusdiklat Bahasa, menhan menyatakan, saat ini Kemenhan sedang menyiapkan fasilitas tambahan di Badiklat Kemenhan Salemba, Jakarta Pusat, Pusdiklat Bela Negara di Rumpin, Bogor, serta Mess Stand By Force di IPSC, Sentul, Jawa Barat. Ia berharap, jumlah tempat tidur yang disiapkan oleh Kemenhan dapat membantu menghadapi lonjakan kasus Covid-19 mencapai 1.650 tempat tidur di Jabodetabek. 

“Jadi kami berhasil dalam waktu dekat menambah tempat tidur kurang lebih 1.650. Dengan instalasi ICU, IGD, dukungan ventilator, oksigen, dan sebagainya,” ujar Prabowo. 

Dalam kunjungannya, Menhan Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada tenaga kesehatan yang selama ini sudah bekerja, baik tenaga kesehatan organik RS dr Suyoto maupun komponen pendukung. "Kami ada komponen pendukung kesehatan yang sudah bekerja lebih dari satu tahun di RS Suyoto sebagian kami pindahkan ke sini,” kata Prabowo. 

Sejak awal pandemi Covid-19, RS dr Suyoto yang berada di bawah Pusat Rehabilitasi Kemenhan di Bintaro, Jakarta Selatan, telah menjadi RS rujukan bagi pasien Covid-19. RS tersebut menjadi RS rujukan baik pegawai Kemenhan, personel TNI dan keluarganya, serta masyarakat umum. Untuk persentase pasien masyarakat umum mencapai sekitar 80 persen. 

RS dr Suyoto memiliki kapasitas sekitar 236 tempat tidur. Namun, saat ini RS dihadapkan kepada jumlah pasien, khususnya pasien Covid-19, yang meningkat tajam sehingga dibutuhkan sarana dan prasarana serta tenaga medis yang memadai. Saat ini RS dr Suyoto telah menambah dua tenda di depan IGD yang menampung 28 tempat tidur dan 40 tempat tidur lainnya di asrama dengan masing-masing dilengkapi fasilitas oksigen sentral. 

Adanya ruangan tambahan yang berlokasi di Pusdiklat Jemenhan dan Pusbahasa Badiklat Kemenhan ini sangat dibutuhkan. Sebab, saat ini pasien Covid-19 yang datang dan dirawat di RS dr Suyoto dengan kondisi sedang sampai dengan berat jumlahnya meningkat tajam dan menyebabkan tak tertampungnya pasien. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement