REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON – Serangan kembali menargetkan keluarga Muslim di Ontario Kanada, Selasa (13/7). Serangan ini terjadi selang serangan mematikan yang menyasar satu keluarga Muslim Juni lalu.
Menurut polisi Kanada, serangan terbaru ini disebut sebagai kejahatan kebencian karena sang pelaku mengejar dan mengancam akan membunuh korbannya.
Ibu (62 tahun) dan putrinya (26 tahun) yang tidak diketahui namanya, sedang berjalan di tempat parkir kota Hamilton, barat Toronto. Tiba-tiba, sebuah kendaraan hampir menabrak salah satu dari mereka. Para korban mengenakan jilbab dan menjadi sasaran hinaan rasial.
Kemudian mereka berlari ke seberang jalan dan bersembunyi di semak-semak. “Ketika pelaku, pria yang berusia 40 tahun mulai mencari mereka. Dia berteriak jika dapat menemukan mereka, dia akan membunuh mereka,” kata polisi.
Akibat ketakutan, para korban lalu berteriak dan berlari mencari pertolongan sehingga warga sekitar membantunya. Karena tidak menangkap korban, pelaku masuk ke kendaraannya dan segera pergi.
Canadian Broadcasting Corporation (CBC) melaporkan seorang berteriak dan berlari minta tolong, dan orang-orang di sekitar ikut campur dan tersangka masuk ke kendaraannya dan pergi. Polisi berhasil menangkap pelaku tapi belum memberikan informasi lebih lanjut.
Dilansir Daily Sabah, Kamis (15/7), Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) mengatakan mereka telah menerima pernyataan dari keluarga. “Kami terguncang tapi tidak putus asa setelah serangan terhadap keluarga kami. Mari kita perjelas: pelaku ini berusaha meneror keluarga kami,” kata pernyataan itu.
Bagi para korban, insiden itu sangat menakutkan yang terjadi setelah pembunuhan empat anggota keluarga Muslim di London. Polisi mengatakan kejahatan dimotivasi kebencian agama.
“Mengingat serangan London, ini sangat menakutkan bagi keluarga kami. Pemerintah harus berkomitmen untuk mengambil tindakan yang lebih kuat. Keluarga kami bisa terluka parah dan kami tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi,” tambahnya.
Menyusul pembunuhan di London, pemerintah federal mengatakan akan mengadakan pertemuan darurat tentang Islamofobia pada 22 Juli nanti.
Saat ini, polisi sedang menyelidiki insiden Hamilton yang dinilai sebagai kejahatan rasial. Pelaku menghadapi tuduhan penyerangan dengan senjata, operasi berbahaya dari kendaraan bermotor, dan mengucapkan ancaman pembunuhan.
Sumber: dailysabah