Kamis 15 Jul 2021 07:45 WIB

Israel Pakai Sistem Voucer untuk Bantuan Kemanusiaan Gaza

Semua bantuan yang masuk ke Gaza bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi voucer.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seorang gadis Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh setelah terkena serangan udara selama perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel Mei lalu, di Kamp Pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Senin, 12 Juli 2021.
Foto: AP/Adel Hana
Seorang gadis Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh setelah terkena serangan udara selama perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel Mei lalu, di Kamp Pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Senin, 12 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel akan memberlakukan sistem voucer untuk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Hal itu sebagai untuk mencegah agar bantuan kemanusiaan tidak dialihkan ke otoritas Hamas.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Omer Barlev mengatakan, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menginginkan perubahan kebijakan. Dia mengatakan, Bennett merencanakan sebuah mekanisme bahwa semua bantuan yang masuk ke Gaza bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi voucer.

Baca Juga

"Semua bantuan yang masuk berbentuk voucer, bisa voucer makanan, atau voucer untuk bantuan kemanusiaan, dan bukan uang tunai yang dapat diambil dan digunakan dalam mengembangkan persenjataan untuk melawan Israel," ujar Barlev, dilansir Middle East Monitor, Kamis (15/7).

Barlev mengatakan mekanisme bantuan yang diusulkan harus dijalankan terutama melalui PBB. Dia tidak mengesampingkan bantuan dari Qatar, dan bantuan dari Uni Eropa.

“Jika mekanismenya seperti ini, saya yakin Israel akan membantu memperbaiki situasi kemanusiaan di Jalur Gaza,” ujar Barlev.

Qatar telah memberikan bantuan yang sebagian berbentuk uang tunai senilai 1,4 miliar dolar. Bantuan tersebut diberikan sejak 2012 untuk rekonsiliasi Jalur Gaza.

“Uang Qatar untuk Gaza tidak akan masuk dalam bentuk uang tunai, yang akhirnya masuk ke kantong Hamas, di mana Hamas pada dasarnya mengambil bagian penting untuk dirinya sendiri dan pejabatnya,” kata Barlev kepada Radio Angkatan Darat Israel.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement