REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia mengonfirmasi bahwa varian delta kini mendominasi kasus-kasus Covid-19 di 104 negara, termasuk Indonesia. Varian ini pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020 lalu menyebar dengan cepat ke berbagai negara.
Varian delta memicu kekhawatiran karena jenis virus SARS-CoV-2 ini sangat menular. Ahli penyakit menular pediatri dan vaksinolog dari Yale Medicine, Inci Yildirim, MD, PhD, tak terkejut dengan apa yang sedang terjadi.
"Setiap virus berevolusi seiring waktu dan mengalami mengalami perubahan saat mereka menyebar dan bereplikasi," kata Yildririm, dikutip dari laman Yale Medicine, Kamis (15/7).
Satu hal yang unik dari varian delta ialah kecepatan penyebarannya. Ahli epidemiologi dari Yale Medicine, F Perry Wilson, MD, menyebut bahwa varian ini akan mempercepat pandemi.
Informasi awal tentang tingkat keparahan delta terungkap lewat studi dari Skotlandia. Studi itu menunjukkan, varian delta sekitar dua kali lebih mungkin dari alpha untuk mengakibatkan rawat inap pada orang yang tidak divaksinasi, dan vaksin mengurangi risiko itu secara signifikan.