REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush, pemimpin AS yang memulai perang di Afghanistan, pada Rabu (14/7) mengatakan bahwa penarikan pasukan AS dari negara yang dilanda perang itu adalah sebuah kesalahan.
"Saya khawatir wanita dan gadis Afghanistan akan menderita kerugian besar" setelah keluarnya AS, kata Bush dalam wawancara dengan penyiar Jerman Deutsche Welle.
"Saya pikir konsekuensinya akan sangat buruk," ujar dia.
AS di bawah Bush melancarkan invasi ke Afghanistan pada 2001 setelah Taliban, yang memerintah negara itu, menolak untuk menyerahkan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden menyusul serangan teror 11 September 2001.
Presiden AS Joe Biden memerintahkan penarikan penuh pasukan Amerika pada peringatan 20 tahun serangan tersebut, kemungkinan mengakhiri perang terpanjang AS bahkan ketika Taliban telah mendapatkan kemenangan di medan perang yang signifikan melawan pasukan pemerintah Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.
Bush juga menyinggung warga Afghanistan yang bekerja sebagai penerjemah untuk pasukan AS dan NATO, dan mengatakan dia berpikir "mereka hanya akan ditinggalkan untuk dibantai oleh orang-orang yang sangat brutal ini, dan itu menghancurkan hati saya."
Biden dan pemerintahannya berjanji untuk memastikan bahwa warga Afghanistan yang bekerja untuk AS, termasuk juru bahasa dan penerjemah, dirawat, bersama dengan keluarga mereka.
Sekitar 18.000 warga Afghanistan saat ini sedang dalam proses mengajukan permohonan visa khusus yang akan membawa mereka dan keluarga mereka ke AS. Penarikan AS diperkirakan akan selesai pada akhir Agustus dan Komando Pusat AS pada Selasa mengatakan prosesnya lebih dari 95 persen selesai.