REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO - Presiden Brasil Jair Bolsonaro dirawat di rumah sakit pada Rabu untuk menjalani tes medis, menurut penasihat presiden.
Pemimpin sayap kanan Amerika Selatan itu telah menderita serangan cegukan selama 11 hari dan kantornya mengatakan dia dirawat di Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Brasilia dengan keluhan sakit perut.
“Mengikuti anjuran medis, presiden akan diobservasi selama 24 hingga 48 jam, tidak harus di rumah sakit,” kata pernyataan yang dirilis Sekretariat Khusus Kepresidenan Bidang Komunikasi Sosial.
“Dia ceria dan merasa baik-baik saja,” lanjut pernyataan itu.
Belum diketahui apakah Bolsonaro akan menjalani operasi yang ditunda untuk memperbaiki hernia perut. Presiden harus menjalani operasi ketujuh sejak dia mengalami serangan pisau pada 2018 selama kampanye pemilihan.
Bolsonaro pada Rabu mengadakan pertemuan yang dijadwalkan dengan para pemimpin Legislatif dan Yudikatif Brasil. Pertemuan itu dibatalkan karena dia dirawat di rumah sakit. Dia berusaha untuk menetapkan pedoman untuk menjamin stabilitas demokrasi.
Bolsonaro telah mengkritik peradilan dalam beberapa pekan terakhir, selain mempertanyakan sistem pemilihan menjelang pemilihan 2022. Dia juga mengkritik penyelidikan Senat soal manajemen pandemi virus korona oleh pemerintahannya.
Sebelum pemerintah mengonfirmasi rawat inap Bolsonaro, Mahkamah Agung telah mengumumkan pembatalan pertemuan, tanpa memberikan alasan apa pun.
Pengadilan hanya mengatakan pertemuan itu akan "dijadwal ulang dengan tepat". Kantor Ketua Senat Rodrigo Pacheco juga mengatakan bahwa "semua pertemuan dibatalkan".