REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah mencatatkan aset keuangan syariah mengalami pertumbuhan 9,96 persen pada Maret 2021. Adapun pertumbuhan ini setara Rp 1.862,7 triliun dari total aset industri keuangan nasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi, aset keuangan syariah global tumbuh lima persen pada 2019-2024. Dengan begitu, asetnya akan mencapai 3,69 triliun dolar AS.
"Perkembangan aset keuangan syariah di Indonesia tidak terlepas dari tingginya aset keuangan syariah global,” ucapnya.
Dia mengatakan, Indonesia harus bisa memperkuat ketahanan perekonomian dan keuangan yang termasuk di dalamnya pasar keuangan dan pasar keuangan syariah.
“Maka itu Indonesia harus perkuat ketahanan perekonomian dan keuangan termasuk capital market dan islamic capital market," ujarnya saat acara Konferensi Internasional The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges and Way Forward yang diselenggarakan KNEKS secara virtual, Kamis (15/7).
Menurutnya, untuk mengambil peluang tersebut, pada masa pandemi ini, Indonesia perlu memperkuat ketahanan perekonomian dan keuangan syariah termasuk pasar modal syariah.
“Maka dari itu, Indonesia perlu terus memperkuat ketahanan perekonomian dan keuangan syariah untuk mengantisipasi dampak Covid-19 yang telah menciptakan disrupsi ekonomi secara global, meski sektor keuangan di berbagai negara masih menunjukkan daya tahan yang kuat,” ungkapnya.
Ke depan, Sri Mulyani berharap Indonesia mampu berkembang dan semakin maju dalam perekonomian serta keuangan syariah. Hal ini seiring semakin tingginya aspirasi masyarakat untuk mendapatkan instrumen keuangan yang berbasis syariah.
"Dalam konteks Indonesia sebagai negara muslim yang sangat besar, menciptakan sebuah pasar modal Islam sesuai dengan harapan dan aspirasi dari masyarakat juga menjadi penting," ucapnya.
Namun, Sri Mulyani memaparkan berdasarkan laporan Global Islamic Economic 2020 diperkirakan terjadi stagnasi di dalam perkembangan aset keuangan syariah dunia pada 2020, setelah pada 2019 mengalami pertumbuhan yang sangat baik sebesar 13,9 persen.
Adapun volume perkembangan aset keuangan syariah yang telah berkembang dari 2,52 triliun dolar AS, menjadi 2,88 triliun dolar AS pada 2019 pun kemungkinan akan terdampak pandemi.