GBG Perkuat Jajaran Kepemimpinan di Asia Pasifik
Red: Fernan Rahadi
Digitalisasi (ilustrasi) | Foto: www.freepik.com
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- GBG (AIM:GBG), perusahaan teknologi global dalam bidang identitas digital, baru-baru ini mengumumkan kepeimpinan baru di wilayah Asia Pasifik. Mereka adalah Bernardi Susastyo sebagai General Manager of Asia, Shekhar Bhagat sebagai Head of Alliances of Asia Pacific (APAC), dan Ng Han Liong sebagai Head of Presales of Southeast Asia (SEA).
Dev Dhiman, Managing Director, APAC at GBG menjelaskan, Bernardi, Shekhar, and Han Liong membawa berbagai pengalaman dan pengetahuannya ke GBG dan akan memperkuat kehadiran perusahaan tersebut di wilayah Asia Pasifik, serta memposisikan diri perusahaan untuk pertumbuhan bisnis yang berkepanjangan di Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
"Saat ini, posisi GBG adalah penyedia solusi pencegahan dan deteksi fraud, kepatuhan, identitas dan kecerdasan berbasis lokasi yang terdepan di Asia-Pasifik untuk perusahaan kecil hingga besar di berbagai bidang industri. Dengan ditunjuknya para pimpinan baru ini, kami akan mampu menumbuhkan berbagai kekuatan bar," kata Dhiman dalam siaran pers, Kamis (15/7).
Singapura, menurut Dhiman, adalah pusat bisnis dan teknologi di Asia karena hubungan regional dan internasionalnya yang kuat, dan ekosistem teknologi kolaboratif untuk layanan finansial.
"Berbagai sumber daya yang tersedia akan membantu tim kami memberikan solusi yang berkelanjutan dan menciptakan kemitraan data, teknologi dan kanal yang kokoh sehingga kami dapat membantu institusi finansial meningkatkan deteksi dan pencegahan kejahatan finansial," lanjut Dhiman.
Bulan lalu, GBG mencatat rekor kinerja finansial, keuntungan dan kepuasan pelanggan, dengan meraih pertumbuhan pendapatan organik yang konstan dari tahun ke tahun setinggi 12,1 persen antara tahun fiskal 2020 ke 2021.
Untuk mendorong momentum pertumbuhan ini lebih jauh lagi, penunjukan eksekutif senior ini akan membantu penetrasi layanan ke berbagai pasar penting di wilayah Asia Pasifik. Selain penunjukan eksekutif, perusahaan juga akan terus berinvestasi dalam tenaga kerja dan merekrut lebih dari 100 posisi secara global, dan 42 persennya adalah tenaga kerja di wilayah Asia Pasifik," kata Dhiman.
Dhiman mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi digitalisasi di wilayah ini, dan berdampak pada melonjaknya populasi digital. Di Asia Tenggara saja, lebih dari 40 juta pengguna mendapat akses daring tahun 2020. "Dengan hadirnya ekonomi digital-first ini, institusi finansial membutuhkan upaya yang lebih canggih agar dapat menangani volume yang meningkat, dan mengatasi fraud, kejahatan finansial serta ancaman siber yang semakin kompleks," katanya.