Kamis 15 Jul 2021 17:24 WIB

Kedubes China: Komunike KTT G7 Soal Xinjiang adalah Fitnah

China menilai pernyataan G7 sangat bertentangan dengan tujuan prinsip Piagam PBB.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang penjaga berdiri di menara pengawas penjara Kashgar di Kashgar, Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, Cina,
Foto: REUTERS/Thomas Peter
Seorang penjaga berdiri di menara pengawas penjara Kashgar di Kashgar, Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, Cina,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- China menganggap komunike yang dihasilkan dari pertemuan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) adalah fitnah. G7 menghasilkan komunike yang menentang China dalam isu-isu seperti Xinjiang, Hong Kong, Taiwan serta maritim.

"Komunike KTT G7 memfitnah China dan mencampuri urusan dalam negeri Cina," ujar Wakil Kepala Bagian Politik Kedutaan Besar (Kedubes) Cina di Jakarta Zang Liang dalam press briefing yang dilakukan secara virtual, Kamis (15/7).

Baca Juga

Liang menegaskan bahwa pernyataan G7 sangat bertentangan dengan tujuan dan prinsip Piagam PBB dan kemajuan zaman yang bersifat perdamaian, perkembangan, bekerja sama serta saling menguntungkan. Menurutnya, kecaman terhadap China soal beberapa isu termasuk Xinjiang, menunjukkan niat buruk Amerika Serikat (AS) dan sejumlah kecil negara lain untuk sengaja membuat konfrontasi dan kerenggangan hingga memperluas perbedaan dan kontradiksi.

"Mereka merekayasa rumor bohong terkait Xinjiang, dengan tujuan merusak keamanan dan stabilitas China dan menghambat kemajuan Tiongkok. Apa yang telah mereka lakukan adalah campur tangan terang-terangan terhadap urusan dalam negeri China dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan kepentingan keamanan China," tegasnya.

"Pihak China sangat tidak puas dan tegas menentang hal tersebut," ujarnya menambahkan.

Xinjiang bukan HAM

Kemudian Liang kembali menegaskan bahwa isu Xinjiang bukan masalah hak asasi manusia, etnis, maupun agama. Pemerintah Cina menegaskan bahwa yang terjadi di Xinjiang adalah soal melawan separatisme, terorisme, dan intervensi luar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement