Kamis 15 Jul 2021 17:28 WIB

Kejari Banda Aceh Musnahkan Sembilan Pucuk Senjata Api

Barang bukti yang dimusnahkan berasal dari 164 perkara kriminalitas.

Ilustrasi senjata api sitaan.
Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA
Ilustrasi senjata api sitaan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kejaksaan Negeri (Kejari) Banda Aceh memusnahkan barang bukti tindak pidana kejahatan berupa sembilan pucuk senjata api laras pendek beserta amunisinya pada Kamis (15/7). Kepala Kejari Banda Aceh, Edi Ermawan mengatakan, pemusnahan barang bukti itu setelah perkaranya memiliki kekuatan hukum tetap.

"Ada sembilan unit senjata api laras pendek beserta 150 amunisi, baik laras pendek maupun laras panjang yang merupakan barang bukti yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap," kata Edi Ermawan.

Pemusnahan barang bukti dalam memperingati Hari Bakti Adhyaksa ke-61 tersebut turut disaksikan unsur pengadilan, kepolisian, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banda Aceh, dan lainnya.

Selain senjata beserta amunisinya, Kejaksaan Negeri Banda Aceh juga memusnahkan barang bukti narkoba. Di antaranya 201,82 gram sabu, 1,5 kilogram ganja, sebutir pil ekstasi, enam unit timbangan digital, 75 telepon genggam, dan sembilan botol minuman keras.

Pemusnahan yang berlangsung di halaman Kantor Kejari Banda Aceh dilakukan dengan cara menghilangkan fungsinya. Senjata dan barang lainnya itu dipotong, dihancurkan, dan dibakar.

"Barang bukti yang dimusnahkan tersebut berasal dari 164 perkara tindak pidana sejak Oktober 2020 hingga Juni 2021," kata Edi.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement