Kamis 15 Jul 2021 17:33 WIB

Analisis Rusia Mengapa Taliban Ingin Kuasai Pedesaan Afghan

Rusia mengaku khawatir dengan intensitas ketegangan di Afghansitan saat ini.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi: Tentara Afghanistan dalam operasi mengambil alih distrik Ghormach Provinsi Faryab dari kekuasaan Taliban.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Tentara Afghanistan dalam operasi mengambil alih distrik Ghormach Provinsi Faryab dari kekuasaan Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya intensitas permusuhan di Afghanistan. Namun Moskow tak percaya kelompok Taliban berusaha merebut kekuasaan di negara tersebut.

“Dalam beberapa terakhir, intensitas permusuhan telah meningkat, terutama di provinsi utara Afghanistan, dengan latar belakang penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO yang hampir selesai,” kata Utusan Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov, dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (14/7).

Baca Juga

Kabulov mengatakan, situasi tersebut membuat negaranya khawatir. “Pada saat yang sama, kami percaya bahwa tidak ada perebutan kekuasaan dengan kekerasan oleh gerakan Taliban hari ini,” ujarnya.

Dia menyebut, pertempuran memang tengah berlangsung terjadi di daerah pedesaan. Meski kota-kota tak diserang, tapi mereka berada dalam pengepungan ketat.

Kabulov mengatakan tujuan gerakan Taliban adalah untuk memperkuat posisi mereka sebelum dimulainya negosiasi damai. “Taliban menyadari konsekuensi negatif dari skenario kekuatan untuk berkuasa dan tidak tertarik dengan implementasinya. Mereka menyatakan niat mereka untuk mencapai rekonsiliasi melalui negosiasi, termasuk dalam kontak dengan kami," ucapnya.

Rusia telah mengambil langkah-langkah mencegah penyebaran kegiatan pertempuran dari Afghanistan ke negara-negara yang berbatasan dengannya. Menurut Kabulov, masalah itu telah dibahas langsung dengan Taliban selama kunjungan mereka ke Moskow.

 

Kabulov menyampaikan kembali kepada Kementerian Pertahanan pertanyaan tentang kemungkinan penguatan pangkalan militer Rusia di Tajikistan. Namun, ia mengharapkan Rusia akan menggunakan semua peluang yang tersedia untuk melawan meluapnya ketegangan dari wilayah utara Afghanistan ke wilayah sekutunya di Asia Tengah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement