Kamis 15 Jul 2021 21:54 WIB

Sri Mulyani Sebut Green Sukuk Indonesia Diminati Investor

Indonesia telah menerbitkan green sukuk terbesar di dunia senilai Rp 42 trilun.

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Sukuk (ilustrasi)
Foto: The middle east magazine online
Sukuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menilai penerbitan green sukuk diminati investor dunia. Tercatat Indonesia telah menerbitkan green sukuk terbesar di dunia senilai tiga miliar dolar AS atau Rp 42 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penerbitan surat utang ini telah dilakukan pada Juni 2021 digunakan proyek ramah lingkungan. Adapun green sukuk ini memiliki imbal hasil yang kompetitif sebesar 3,55 persen per tahun.

Baca Juga

“Sukuk ini berhasil menarik banyak investor global, nilai investasi mereka mencapai 57 persen dari total nilai penerbitan kita selain itu imbal hasil yang kita tawarkan imbal hasil terendah dan tercatat di dalam sukuk global,” ujarnya saat acara Konferensi Internasional The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges and Way Forward yang diselenggarakan KNEKS secara virtual, Kamis (15/7).

Surat utang hijau ini memiliki tenor terpanjang di dunia yakni selama 30 tahun. Menurut Sri Mulyani hal ini merupakan sebuah prestasi untuk mengelola instrumen utang berbasis syariah dan berbasis kepada kelestarian lingkungan secara prudent. 

Pada tahun ini, ada 23 penghargaan yang diberikan ke berbagai organisasi dan pemerintah, mencakup obligasi hijau, pinjaman, sukuk, hingga perkembangan pasar yang signifikan dalam investasi berbasis iklim.

Indonesia sudah meraih penghargaan serupa sejak sukuk pertama kali diterbitkan pada 2018. Secara keseluruhan, sukuk Indonesia sudah mengantongi 42 penghargaan dari berbagai lembaga internasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement