Kamis 15 Jul 2021 22:02 WIB

Afrika Selatan Kerahkan 25 Ribu Tentara Atasi Kerusuhan

Pemerintah Afsel akan terjunkan 25 ribu tentara setelah berhari-hari kerusuhan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Penjarah membawa barang-barang di Pusat Perbelanjaan Letsoho di Katlehong, sebelah timur Johannesburg, Afrika Selatan, Senin, 12 Juli 2021. Polisi mengatakan enam orang tewas dan lebih dari 200 telah ditangkap di tengah meningkatnya kekerasan selama kerusuhan yang pecah setelah pemenjaraan South Mantan Presiden Afrika Jacob Zuma.
Foto: AP/Themba Hadebe
Penjarah membawa barang-barang di Pusat Perbelanjaan Letsoho di Katlehong, sebelah timur Johannesburg, Afrika Selatan, Senin, 12 Juli 2021. Polisi mengatakan enam orang tewas dan lebih dari 200 telah ditangkap di tengah meningkatnya kekerasan selama kerusuhan yang pecah setelah pemenjaraan South Mantan Presiden Afrika Jacob Zuma.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Pemerintah Afrika Selatan berencana mengerahkan 25 ribu tentara setelah berhari-hari penjarahan dan kekerasan meluas. Pengerahan militer, untuk melawan kerusuhan yang dipicu oleh pemenjaraan mantan presiden Jacob Zuma, adalah yang terbesar sejak berakhirnya apartheid.

Sedikitnya 72 orang tewas dan lebih dari 1.700 orang ditangkap dalam kerusuhan terburuk di Afrika Selatan selama bertahun-tahun. Ratusan toko dan bisnis telah dijarah dan pemerintah mengatakan mereka bertindak untuk mencegah kekurangan makanan.

Baca Juga

Warga mempersenjatai diri dan membentuk kelompok main hakim sendiri untuk melindungi properti mereka dari amukan. Lebih dari 200 insiden penjarahan dan perusakan tercatat pada Rabu (14/7), kata pemerintah, karena jumlah tentara yang dikerahkan dua kali lipat menjadi 5.000.

Namun Menteri Pertahanan Nosiviwe Mapisa-Nqakula mengatakan dia telah mengajukan permintaan untuk pengerahan 25 ribu tentara ke dua provinsi yang dilanda kekerasan, KwaZulu-Natal, di mana Durban berada, dan Gauteng, yang mencakup Johannesburg.