REPUBLIKA.CO.ID, EUSKIRCHEN -- Sedikitnya 19 orang tewas di Jerman dan Belgia akibat banjir setelah hujan lebat berhari-hari. Curah hujan di seluruh Eropa barat telah menyebabkan banyak sungai meluap di Belgia, Prancis, Jerman, Belanda, dan Swiss.
Pihak berwenang di distrik Euskirchen, negara bagian Rhine-Westphalia Utara Jerman barat, mengungkapkan pada Kamis (15/7) pagi bahwa delapan orang diketahui telah meninggal. Situasi di beberapa lokasi sangat kritis dengan penyelamatan sedang berlangsung. Komunikasi, termasuk koneksi internet dan telepon, dibatasi dan nomor darurat 112 tidak dapat dijangkau.
Polisi di Koblenz, negara bagian Rhineland-Palatinate, Jerman barat, mengatakan empat orang tewas di daerah Ahrweiler dan bahwa banyak orang dilaporkan hilang. "Banyak orang hilang berada di atap rumah yang hanyut di Kota Schuld," kata juru bicara polisi Koblenz dilansir Euronews, Kamis (15/7).
Sekitar 50 orang sedang menunggu penyelamatan di atap pada Kamis.
Kematian ini terjadi setelah lima kematian dilaporkan pada Rabu (16/7), termasuk seorang pria berusia 82 tahun yang meninggal di Wuppertal setelah jatuh di ruang bawah tanahnya yang kebanjiran dan seorang petugas pemadam kebakaran yang tenggelam di Altena selama pekerjaan penyelamatan.
Di seberang perbatasan, Gubernur Provinsi Liege, Catherine Delcourt, mengatakan pada Kamis pagi sedikitnya dua orang tewas dan beberapa lainnya hilang.
Warga di Chaudfontaine, di tepi Sungai Vesdre, mulai dievakuasi pada Rabu sore. Operasi itu diperkirakan akan melibatkan hingga 1.700 orang. Selain itu, ratusan pramuka yang berkemah di Wallonia harus dievakuasi dan dimukimkan kembali sejak Selasa malam.
"Kami mengevakuasi kamp pramuka satu demi satu," kata Corine Mullens, Wali Kota Rochefort, sebuah kota wisata di mana beberapa sungai bertemu.
"Sebanyak 120 kamp terpengaruh dan harus dievakuasi atau menunda perjalanan mereka karena cuaca," kata Gilles Beckers, juru bicara Pramuka Belgia.