Asrama Haji Donohudan Segera Difungsikan Jadi RS Covid-19
Rep: Binti Sholikah/ Red: Andri Saubani
Petugas menyemprotkan disinfektan ke pengemudi kendaraan pengangkut pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 saat masuk di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. | Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Ketua Gugus Covid-19 Kementrian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga menegaskan pembangunan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Asrama Haji Donohudan akan dilakukan sesegera mungkin. Asrama Haji Donohudan akan difokuskan untuk tempat isolasi pasien orang tanpa gejala (OTG).
"Segera kami akan memulai, ada persiapan sarana dan prasarana, ada persiapan alat kesehatan dan yang paling penting operasionalisasinya nanti," ucap Danis, Kamis (15/7).
Danis menyebut, gedung yang akan digunakan yakni Gedung Madinah. Sehingga perlu pemindahan terlebih dahulu selama satu hari.
"Diharapkan Sabtu (17/7) atau Ahad (18/7) sudah bisa dimulai di gedung Madinah bisa dijadikan rumah sakit sedang," harapnya.
Nantinya, di gedung Madinah tersebut ditargetkan memiliki kapasitas 456 tempat tidur pasien. Selain itu, terdapat delapan high care unit (HCU).
"Konsepnya kalau ICU tetap ke rumah sakit rujukan, HCU ini menjembatani dengan fasilitas, seperti oksigen," paparnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menyatakan tingkat keterisian tempat tidur pasien (bed occupancy ratio/BOR) Covid-19 rumah sakit di Solo sudah 95 persen. Sebab, rumah sakit di Solo juga merawat pasien dari kabupaten-kabupaten sekitar. Bahkan pasien dari Provinsi Jawa Timur, seperti Madiun, Ngawi, Pacitan, dan Ponorogo juga ada yang dirawat di rumah sakit Solo. Teguh menyebut, jumlah kasus aktif Covid-19 di Solo mencapai sekitar 3.000 orang, dimana sebagian besar menjalani isolasi mandiri/terpusat.