Jumat 16 Jul 2021 09:31 WIB

Saka: Platform Medsos Belum Serius Cegah Pelecehan Daring

Saka tak ingin anak-anak maupun orang dewasa menerima pesan kebencian di medsos.

Red: Endro Yuwanto
Pemain muda timnas Inggris dan Arsenal, Bukayo Saka.
Foto: AP/Dan Mullan/Pool Getty
Pemain muda timnas Inggris dan Arsenal, Bukayo Saka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain sayap Inggris Bukayo Saka menganggap platform media sosial (medsos) belum serius melakukan pencegahan pelecehan daring. Ini setelah dirinya menerima tindakan serupa selepas kegagalannya dalam adu penalti final Euro 2020.

Saka, yang merupakan satu dari tiga algojo penalti Inggris yang gagal melawan Italia di Wembley, Ahad (11/7), menjadi sasaran serangan rasial daring bersama dua rekannya, Marcus Rashford dan Jadon Sancho.

Melalui media sosial pribadinya, Saka mengunggah surat terbuka mengomentari kegagalannya. Tetapi ia juga menyoroti kesadaran bahwa hal itu akan menimbulkan pesan sarat kebencian yang bakal diterimanya.

"Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan betapa kecewanya saya atas hasil dan tendangan penalti saya. Saya percaya seharusnya kami memenangkan ini untuk kalian semua," tulis Saka dalam unggahannya di akun Twitter pribadinya, @BukayoSaka87, Kamis (16/7) malam. "Saya meminta maaf tidak bisa membawa pulang trofi ini untuk kalian tahun ini. Akan tetapi, saya berjanji akan memberikan segenap kemampuan demi memastikan generasi ini tahu apa rasanya jadi juara."

Talenta muda Arsenal itu berterima kasih kepada pendukungnya tetapi menyoroti kegagalan platform medsos melindungi penggunanya dari serangan-serangan serta pelecehan rasial. Kepada platform media sosial Intagram, Twitter, dan Facebook, ia tidak ingin anak-anak maupun orang dewasa harus menerima pesan kebencian dan menyakitkan seperti dirinya, Marcus Rashford, dan Jadon Sancho dalam sepekan ini.

"Saya tahu langsung kebencian semacam ini akan saya terima dan itu adalah kenyataan menyedihkan bahwa platform kuat kalian tidak melakukan hal yang cukup untuk mencegah pesan semacam ini," kata Saka.

Menurut Saka, tidak ada tempat untuk rasisme ataupun kebencian dalam bentuk apa pun di sepak bola maupun masyarakat. "Bagi sebagian besar orang yang bersatu melawan pesan semacam ini dengan mengambil tindakan serta melaporkannya kepada polisi dan mengusir kebencian ke sesama, kita akan menang. Cinta kasih akan selalu menang," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement