REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Koordinator Kemanusiaan PBB di Afghanistan meminta 850 juta dolar untuk membantu negara itu mengatasi dampak serangan Taliban, kekeringan parah, dan malnutrisi berkepanjangan yang melanda sepertiga populasi. Sekitar 627 ribu pengungsi Afghanistan yang dideportasi dari Iran juga pulang tahun ini.
Dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/7) di kantor pusat PBB, Ramiz Alakbarov mengatakan setidaknya 80 juta warga Afghanistan membutuhkan bantuan. PBB berencana untuk memberikan bantuan pada 15,7 juta di antaranya.
Namun, ia mengatakan PBB hanya mendapatkan 37 persen atau 450 juta dolar AS dari 1,3 miliar dolar AS yang diminta. Amerika Serikat merupakan pendonor terbesar. Ia mengatakan 850 juta dolar AS sisanya sangat diperlukan.
Setelah pasukan AS dan NATO ditarik mundur dari Afghanistan, beberapa pekan terakhir Taliban semakin banyak menguasai banyak wilayah dan pos-pos perbatasan penting dengan negara tetangga, Iran, Pakistan, Uzbekistan dan Tajikistan.
Di banyak kesempatan pasukan keamanan dan militer Afghanistan hanya sedikit memberikan perlawanan atau tidak sama sekali setelah tidak mendapatkan pasokan atau bala bantuan. Alakbarov mengatakan banjir kedua dalam tiga tahun terakhir dan serangan Taliban mendorong 270 ribu orang mengungsi dari rumah mereka di daerah pendesaan menuju kota.
Para pengungsi itu membutuhkan makanan, air, tempat tinggal sementara dan sanitasi. "(PBB juga melihat) pergerakan yang sangat intensif masyarakat di daerah-daerah ketika perbatasan Iran dan Pakistan ditutup, masyarakat Afghanistan menjauh dari jalur penyeberangan resmi untuk meninggalkan negaranya," kata Alakbarov.
Alakbarov berharap negara-negara lain melihat situasi itu melalui kacamata hak asasi manusia. Lalu mengambil tanggung jawab untuk melindungi masyarakat dari penderitaan dan mengizinkan pengungsi Afghanistan masuk ke negara mereka.