REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Kanselir Jerman berjanji bakal bekerja sama untuk melawan agresi Rusia dan tindakan anti-demokrasi China. Washington dan Berlin berkomitmen membela prinsip-prinsip demokrasi dan hak-hak universal.
“Kami berdiri bersama dan akan terus berdiri bersama untuk membela sekutu sayap timur kami di NATO melawan agresi Rusia,” kata Biden seusai melakukan pertemuan dengan Merkel di Washington, Kamis (15/7).
Biden dan Merkel juga sependirian tentang kebutuhan membela prinsip demokrasi dan hak universal ketika melihat China atau negara lain mengambil kebijakan yang menggerogoti masyarakat bebas serta terbuka. Jerman dan AS pun tak setuju atas kebijaksanaan bermitra dengan Beijing dalam proyek bisnis.
Dalam pertemuannya, Biden dan Merkel berjanji bakal memperkuat hubungan bilateral AS-Jerman. “Kerja sama antara AS dan Jerman kuat. Kami berharap melanjutkannya, dan saya yakin kami akan melakukannya,” ujar Biden.
Hal itu disambut hangat oleh Merkel. “Saya menghargai persahabatan,” katanya seraya menekankan peran AS dalam membangun Jerman yang bebas dan demokratis pasca-Perang Dunia II.
Hubungan AS dan Jerman merenggang pada masa pemerintahan mantan presiden Donald Trump. Saat masih menjabat presiden, Trump kerap melayangkan kritik tajam terhadap Berlin. Merkel, yang telah menjadi kanselir sejak 2005, berencana keluar dari pemerintahan Jerman setelah pemilu nasional pada September mendatang.
Kunjungan Merkel ke Washington menunjukkan AS sedang berusaha memperbaiki “kesalahan” yang telah dilakukan pemerintahan Trump. Biden dan Merkel beserta keluarganya masing-masing sempat melakukan makan malam bersama di Gedung Putih pada Kamis malam.
“Mengundangnya untuk datang memang penting secara simbolis, tapi ini juga merupakan kesempatan untuk mengembalikan hubungan ke jalur yang benar, dan itu jelas terjadi,” kata John Emerson, mantan duta besar AS untuk Jerman pada masa pemerintahan mantan presiden Barack Obama.