REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Kedua, Imam Malik. Imam Malik bin Anas hidup pada penghujung masa kekuasaan Dinasti Umayah dan pada permulaan masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Takdir menentukan Imam Malik untuk melihat berbagai macam kekisruhan dan kezaliman penguasa paling lalim.
Menurut Imam Malik, peraturan penguasa yang ada saat itu sangat tidak memihak kepentingan rakyat. Pada permulaan masa kekuasaan Bani Abbasiyah, Imam Malik pernah ditanya perihal memberontak kepada Daulah Abbasiyah bersama para pemberontak, “Apakah orang-orang harus berperang bersama mereka (para pemberontak) ataukah bersama khalifah?”.
Imam Malik pun menjawab: “Jika mereka memberontak kepada penguasa seperti sosok Umar bin Abdul Aziz, maka perangi mereka. Namun jika bukan seperti itu, biarkan Allah membalas mereka dengan mengutus orang lalim untuk menyerang orang lalim, tapi setelah itu Allah akan membalas keduanya,”.
Pemahaman Imam Malik terhadap realita umat saat itu adalah pandangan realistis yang selaras dengan penuturan sebagian besar ahli fikih saat it. Yaitu mengaitkan antara kelaliman penguasa dengan kondisi rakyat. Adalah tidak mungkin jika penguasa bersikap lalim terhadap rakyat yang berlaku adil terhadap diri maupun terhadap sesama.