Jumat 16 Jul 2021 20:49 WIB

Para Fuqaha yang Pernah Disiksa Penguasa (2-Habis)

Para Fuqaha mempertahankan prinsipnya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Para Fuqaha yang Pernah Disiksa Penguasa (2-Habis)
Foto: Blogspot.com
Para Fuqaha yang Pernah Disiksa Penguasa (2-Habis)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Kedua, Imam Malik. Imam Malik bin Anas hidup pada penghujung masa kekuasaan Dinasti Umayah dan pada permulaan masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Takdir menentukan Imam Malik untuk melihat berbagai macam kekisruhan dan kezaliman penguasa paling lalim.

Menurut Imam Malik, peraturan penguasa yang ada saat itu sangat tidak memihak kepentingan rakyat. Pada permulaan masa kekuasaan Bani Abbasiyah, Imam Malik pernah ditanya perihal memberontak kepada Daulah Abbasiyah bersama para pemberontak, “Apakah orang-orang harus berperang bersama mereka (para pemberontak) ataukah bersama khalifah?”.

Baca Juga

Imam Malik pun menjawab: “Jika mereka memberontak kepada penguasa seperti sosok Umar bin Abdul Aziz, maka perangi mereka. Namun jika bukan seperti itu, biarkan Allah membalas mereka dengan mengutus orang lalim untuk menyerang orang lalim, tapi setelah itu Allah akan membalas keduanya,”.

Pemahaman Imam Malik terhadap realita umat saat itu adalah pandangan realistis yang selaras dengan penuturan sebagian besar ahli fikih saat it. Yaitu mengaitkan antara kelaliman penguasa dengan kondisi rakyat. Adalah tidak mungkin jika penguasa bersikap lalim terhadap rakyat yang berlaku adil terhadap diri maupun terhadap sesama.

Rakyat yang mengerti hak dan kewajiban untuk memberi nasehat dan pengarahan, serta rakyat yang memahami bahwa solusi atas berbagai masalah bukanlah dengan membelot dari kekuasaan pemerintah. Namun dengan mengubah kemungkaran, memerintahkan penguasa untuk berlaku baik, mencerahkan, dan membangkitkan rakyat dari kebodohan, memberitahukan apa saja hak dan kewajiban yang harus ditunaikan.

Sebagai efek dari pandangan tersebut, Imam Malik bin Anas tidak terjun di bidang politik. Namun demikian, Imam Malik tidak jemu menasehati para khalifah dan pemimpin. Ada yang mengira sikap seperti Imam malik ini menjauhkan orang dari sikap represif penguasa atau tidak akan terkena ujian apapun, namun kenyataannya tidak demikian.

Imam Malik mendapat ujian, padahal dia hanya menyampaikan ilmu dan mendidik sanubari umat dengan proses yang terlihat hanya menyampaikan fatwa atas pertanyaan yang diajukan. Namun penguasa memahami keyakinan Imam Malik tersebut secara berbeda dan ditafsirkan menurut pandangan penguasa dan politik pribadi.

Para ahli sejarah menulis bahwa Ahmad bin Ishaq memberitahukan bahwa Abu Bakar bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid, dia berkata: “Saya mendengar Abu Dawud berkata, Ja’far bin Sulaiman menghukum cambuk Imam Malik bin Anas karena masalah talak orang yang dipaksa. Salah satu teman Ibnu Wahab menyampaikan, saat dihukum, Imam Malik digunduli dan dibawa di atas seekor unta,”.

Dari Fadhl bin Ziyad Al-Qaththan, dia berkata: “Aku bertanya kepada Ahmad bin Hambal, ‘Siapa yang menyiksa Malik bin Anas?’, Imam Ahmad bin Hambal pun menjawab: “Dia dihukum oleh salah seorang penguasa, tapi saya tidak tahu siapa orangnya. Dia dihukum karena masalah talak orang yang dipaksa, Imam Malik tidak membolehkan itu, dia pun dihukum lantaran mengeluarkan pendapatnya,”.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement