REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel merencanakan pembatasan kesehatan yang lebih ketat untuk memerangi meningkatnya kasus Covid-19 ketika varian Delta menyebar. Hal ini disampaikan kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir dari Arab News, Sabtu (17/7).
Jika rencana baru disetujui oleh parlemen, hanya mereka yang divaksinasi atau yang telah pulih dari virus corona yang diizinkan untuk mengambil bagian dalam acara dalam ruangan yang dihadiri lebih dari 100 orang. Mereka juga harus memakai masker, kecuali untuk makan dan minum.
Proposal tersebut merupakan rencana bersama yang disusun oleh kantor perdana menteri serta kementerian kesehatan dan ekonomi. Kementerian Kesehatan mengatakan akan memangkas waktu karantina bagi mereka yang melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan untuk mengembalikan penduduk yang tidak divaksinasi dari 10 hari menjadi tujuh hari, setelah tes negatif.
Israel menjadi pelopor dalam inokulasi Covid-19 setelah memperoleh jutaan dosis dari Pfizer sebagai imbalan untuk berbagi data kesehatan yang luas tentang dampaknya. Israel menjadi pelopor dalam inokulasi Covid-19 setelah memperoleh jutaan dosis dari Pfizer sebagai imbalan untuk berbagi data kesehatan yang luas tentang dampaknya.
Peluncuran vaksin awal dari tusukan Pfizer-BioNTech termasuk yang tercepat di dunia, memberikan dua dosis vaksin ke lebih dari 55 persen populasi, termasuk sekitar 85 persen orang dewasa. Jumlah kasus menurun drastis, dan pada awal Juni Israel melonggarkan banyak pembatasan. Tetapi segera setelah kasus meningkat, Kementerian Kesehatan menerapkan kembali persyaratan untuk mengenakan masker di tempat-tempat umum yang tertutup.
Dalam 24 jam terakhir, lebih dari 600 kasus telah dilaporkan, naik dari sekitar 200 per hari rata-rata seminggu yang lalu. Perdana Menteri Naftali Bennett pada hari Rabu meminta warga Israel untuk mengenakan masker di tempat-tempat umum yang tertutup dan untuk menghindari perjalanan.
"Vaksin tidak cukup untuk melawan varian Delta. Kita perlu kerja sama warga untuk mengalahkan virus corona tanpa harus memberlakukan penguncian baru," katanya, menyerukan kepada anak-anak berusia 12 hingga 16 tahun untuk divaksinasi.