Sabtu 17 Jul 2021 12:55 WIB

Kasus Naik, Presiden Senegal Ancam Tutup Perbatasan

Meski kasus rendah, Senegal tidak punya cukup vaksin untuk lindungi warganya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Senegal Macky Sall.
Foto: EPA
Presiden Senegal Macky Sall.

REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Presiden Senegal Macky Sall mengancam akan menutup perbatasan dan menerapkan kembali keadaan nasional dunia. Ancamannya muncul setelah angka positif harian Covid-19 negara itu mencatatkan rekor untuk ketiga kalinya pekan ini.

Sejauh ini angka kasus infeksi virus corona dan kematian yang diakibatkannya di Senegal relatif masih rendah. Tapi tidak cukupnya ketersediaan vaksin sehingga negara itu mengalami gelombang ketiga.

Baca Juga

Jumat (16/6) Kementerian Kesehatan Senegal melaporkan 738 kasus positif. Lebih banyak dibandingkan rekor sebelumnya pada hari Rabu (14/7) yang sebanyak 733 dan Ahad (11/7) yang sebanyak 529.

"Saya akan mengatakannya dengan sangat jelas bila angkanya terus naik, saya akan mengambil semua langkah yang diperlukan termasuk artinya kembali ke keadaan darurat atau menutup perbatasan atau melarang pergerakan," kata Sall dalam pidato yang disiarkan televisi.

Hingga saat ini Senegal mencatat 48.008 kasus infeksi Covid-19 sejak awal pandemi. Sementara kasus kematian yang diakibatkannya di negara tercatat sebanyak 1.209, dikutip dari Reuters, Sabtu (17/7).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement