REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kontak tembak terjadi antara Satgas Madago Raya dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, di Desa Tanah Lanto, Torue Parigi, Sulawesi Tengah. Dalam peristiwa baku tembak tersebut, satu orang daftar pencarian orang (DPO) kelompok MIT dilaporkan tewas.
"Iya benar telah terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan DPO teroris Poso yang menyebabkan satu orang DPO teroris Poso tewas," ujar Wakasatgas Humas Ops Satgas Madago Raya, AKBP Bronto Budiyono, kepada awak media, Sabtu (17/7).
Bronto menyebut, peristiwa baku tembak itu terjadi pada hari ini sekitar pukul 11.30 WITA. Menurutnya aparat akan melakukan identifikasi dan evakuasi jenazah terduga kelompok teroris tersebut.
"Dan identifikasi utk mengetahui identitas DPO teroris Poso yang tewas tersebut. Jenazah rencana akan di evakuasi hari ini ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu untuk dilakukan autopsi," kata Bronto yang juga anggota Divisi Humas Polri yang diperbantukan memperkuat Satgas Humas Operasi Madago Raya itu.
Di lokasi baku tembak, kata Bronto, Satgas Operasi Madago Raya menemukan barang bukti berupa satu pucuk senjata api jenis revolver, dua buah bom lontong, satu bilah golok dan pakaian.
Menurut Bronto, lokasi baku tembak kedua dalam bulan Juli masih berada satu kabupaten hanya berbeda kecamatan.
Satgas Operasi Madago Raya akan melakukan pengejaran dan penyekatan untuk mempersempit ruang gerak DPO MIT Poso.
"Satgas Operasi Madago Raya melakukan pengejaran terhadap anggota kelompok yang lain kemudian melakukan penyekatan agar kelompok tersebut tidak bergerak ke daerah lain, baik pos sekat maupun pospam rawan. Kami berkoordinasi dengan yang lainnya," kata Bronto.
Sebelumnya, kontak tembak juga terjadi pada Minggu (11/7) terjadi di Pegunungan Tokasa, Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 04.00 WITA, menewaskan dua anggota MIT Poso.
Kedua jenazah teroris Poso yang telas dalam operasi penyergapan telah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Kelurahan Paboya, Palu. Pemakaman dilakukan setelah Tim Disaster Victim Idetivication (DVI) dan Tim Inavis Polda Sulawesi Tengah selesai melakukan autopsi dan pengambilan sampel sidik jari.
Kedua jenazah dimakamkan Rabu (14/7) malam pukul 21.00 WIB, menggunakan peti mati yang sudah disiapkan dengan identitas sementara menggunakan nama Mr X atau tanpa identitas.