REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat pertumbuhan konsumsi listrik di wilayah Bogor, Jawa Barat, tercatat -0,9 persen pada 2020 karena imbas pandemi Covid-19. "Pada 2019 (konsumsi listrik) tumbuh sekitar tujuh persen, tapi di tahun 2020 minus 0,9 persen," ungkap Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bogor, Agung Wicaksono saat dihubungi Sabtu (17/7).
Menurutnya, terjadi penurunan drastis konsumsi listrik saat awal pandemi pada Maret 2020. Ini karena pembatasan aktivitas masyarakat melalui aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Agung menyebutkan bahwa saat itu banyak industri yang tidak beroperasi lantaran PSBB.
Hampir 50 persen konsumsi listrik di wilayahnya untuk keperluan industri. "Hampir sebagian besar konsumsi listrik kita untuk industri. Karena di Bogor ini industri cukup banyak," kata Agung.
Ia mengatakan bahwa memasuki tahun 2021 konsumsi listrik di Bogor kembali mengalami pertumbuhan meski tidak signifikan. PLN menggunakan sejumlah program pemasaran untuk kembali memulihkan konsumsi listrik di wilayahnya.
Salah satunya melalui program Super Merdeka Listrik, yakni memberikan diskon harga bagi pelanggan PLN untuk menambah daya hingga 5.500 VA. "Program ini lebih menyasar rumah tangga, karena sekarang sedang tren WFH (bekerja dari rumah), diharapkan membantu bagi masyarakat yang ingin menambah daya listrik," terang Agung. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor mencatat jumlah produksi listrik di wilayahnya dalam setahun mencapai 4.744.252.800 KWH.