REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel dilaporkan telah mengumumkan akan membantu Pemerintah Palestina (PA) menangani krisis keuangannya. Rencana Israel muncul setelah Utusan Amerika Serikat (AS) Hadi Amr mengingatkan bahwa PA menghadapi krisis ekonomi dan politik yang berbahaya.
Seperti dilansir laman Middle East Monitor, Haaretz melaporkan bahwa pemerintah pendudukan Israel tengah mempertimbangkan membatasi pengumpulan utang dari PA untuk memastikan stabilitas keuangan dan politiknya. Setelah serangkaian pertemuan dengan PA dan pejabat Israel, Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Israel dan Palestina Hady Amr telah memperingatkan bahwa PA menghadapi krisis keuangan dan politik.
Pejabat AS meminta Israel untuk meringankan pembatasan yang dikenakan pada PA. Amr juga mengatakan kepada kedua belah pihak bahwa ia tidak akan ikut campur dalam memecahkan masalah.
Namun demikian, ia menegaskan kembali bahwa AS ada jika salah satu atau keduanya meminta bantuannya. Ynet News melaporkan bahwa pemerintah Israel pada pekan lalu memutuskan bahwa mereka akan memotong NIS 597 juta dari uang pajak yang dikumpulkan dan ditransfer ke PA untuk ekspor dari Gaza.
Menurut kabinet Israel, uang itu diberikan kepada teroris. Padahal, dana itu dibayarkan untuk keluarga warga Palestina yang terluka oleh pendudukan Israel atau keluarga warga Palestina yang terbunuh atau ditahan oleh Israel.
Perdana Menteri PA Mohammad Shtayyeh menegaskan bahwa pemotongan bulanan uang itu akan menempatkan PA dalam situasi ekonomi yang sangat kritis.