REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perusahaan teknologi berkapitalisasi pasar jumbo atau unicorn asal Indonesia siap go public. Managing Director Mandiri Sekuritas, Silva Halim, mengatakan saham raksasa teknologi ke depannya memiliki prospek yang cukup cemerlang ke depannya. Menurut Silva, hal tersebut didukung oleh peluang ekonomi digital Indonesia yang memiliki potensi besar untuk tumbuh.
"Pandemi semakin membuka potensi pertumbuhannya dengan meningkatkan keyakinan konsumen dalam menggunakan layanan digital," kata Silva, dikutip Ahad (18/7).
Google dan Temasek memperkirakan ekonomi digit Indonwsja akan mencapai 124 miliar dolar AS pada 2025 mendatang, atau naik tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir. Khusus di sub segmen e-commerce, peetumbuhannya diperkirakan akan mencapai 83 miliar dolar AS. Saat ini, ekonomi digital Indonesia masih di angka 43 miliar dolar AS.
Selain itu, lanjut Silva, pertumbuhan raksasa teknologi juga didukung oleh infrastruktur konektivitas yang memadai. Akses internet di Indonesia tidak lagi menjadi masalah karena penetrasinya telah mencapai lebih dari 64 persen didukung 70 persen penetrasi smartphone, dan lebih dari 50 persen penetrasi penggunaan facebook dan e-commerce.
"Ini peluang besar di Indonesia untuk e-commerce dan fintech," kata Silva.
Menurut Silva, e-commerce dan fintech adalah dua bidang utama yang memiliki peluang besar di pasar Indonesia dan memiliki market yang besar. Apabila pasar e-commerce Indonesia penetrasinya bisa mencapai pasar AS dan Cina, total pasar e-commerce Indonesia bisa naik 3-4 kali lipat.
Silva menambahkan, peluang fintech juga sangat menjanjikan mengingat sebagian besar populasi di Indonesia merupakan unbanked dan underbankes. "Kami menilai perilaku di Indonesia ini sangat menjanjikan karena persentase dari unbanked dan underbanked sangat besar," tutur Silva.