REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Kurulus Osman" menjadi serial drama yang cukup populer di Turki. Para penggemar menjulukinya sebagai "Game of Thrones" ala Kerajaan Ottoman, yang akan bercerita dengan latar berdirinya Dinasti Utsmani.
Di Indonesia, serial asal Turki ini akan ditayangkan du stasiun TV NET setiap hari pukul 19.00 WIB. Selain di Turki, serial ini juga digemari di Albania, Pakistan, Chevnya, Afganistan, Aljazair, Tunisia, Uzbekistan, dan Britania. "Kurulus Osman" mengusung cerita penuh konflik, intrik, serta balutan romansa perjuangan cinta dengan latar perjuangan sosok Osman yang merupakan figur di balik berdirinya Dinasti Utsmani Turki.
"Drama Kurulus Osman merupakan salah satu serial menarik yang memberikan inspirasi tentang perjuangan dan kepemimpinan yang luar biasa Osman di tengah tekanan yang sulit terhadap Osman dan pengikutnya," kata Direktur Programming NET, Yeni Anshar, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (18/7).
Bukan hanya menghadirkan kisah perjuangan meletakkan fondasi sebuah bangsa saja, cerita "Kurulus Osman" juga diwarnai kisah romansa drama perjuangan meraih cinta lewat kesabaran dan keikhlasan seorang anak muda yang tidak mungkin diraih hanya dengan mengandalkan kekuatan dan keberanian saja.
Serial drama "Kurulus Osman" merupakan bagian dari sekuel lanjutan kisah "Ertugrul" yang menceritakan tentang drama di balik terbentuknya Kesultanan Utsmaniyah. Dalam sekuel "Ertugrul "diceritakan Osman saat masih kecil hingga beranjak remaja. Dalam serial "Kurulus Osman" menghadirkan cerita Osman bersama Gunduz (kakaknya), harus mendampingi Dundar Bey (adik ayahnya, Ertugrul) yang mendapatkan tanggungjawab sementara terhadap Suku Kayi, selama Ertugrul menjalankan sebuah misi di Konya.
Drama "Kurulus Osman" juga menghadirkan romantika kisah cinta Osman terhadap sosok Bala Hatun, putri seorang ahli sufi Syeikh Edebali. Syeikh Edebali belum menyetujui ketertarikan Osman terhadap putrinya, karena menganggap Osman belum cukup matang.
Sebagai seorang ulama, Syeikh Edebali mengingatkan Osman tentang pentingnya kesabaran sebagai penyeimbang kehidupannya dalam melakukan sebuah perjuangan. Pesona Bala Hatun dan kearifan Syeikh Edebali membuat Osman terus berusaha belajar untuk menjadi sosok yang lebih seimbang dalam kehidupannya.
Suatu ketika Osman tertidur dengan kitab suci di genggamannya setelah terluka berat akibat sebuah pertempuran. Saat itu Osman bermimpi bertemu dengan Syeikh Edebali yang sesungguhnya sedang bertafakur.
Dalam mimpinya Syeikh Edebali seperti mengirimkan pertanda dari tubuhnya kepada Osman yang kemudian membuat dada Osman seakan memunculkan sebuah pohon dengan ranting dan daun hijau yang lebat meneduhkan dunia. Dari atas pohon terlihat pegunungan Kaukasus, Adas, Taurus, dan Balkan, sementara dari atas akar terlihat sungai Tigris, Eufrat, Nil, dan Danube yang begitu indah diramaikan kapal-kapal yang ramai berlayar melakukan perdagangan.
Terlihat pula ladang penuh panen, gunung bermahkota hutan lebat, dan kota dengan bangunan-bangunan berkubah emas yang memperdengarkan suara azan. Dedaunan rimbun seakan memanjang membentuk pedang yang ditiup angin menuju kota Kontantinopel. Seketika itu Osman terbangun dengan keringat dan segera mengambil wudhu.
Dalam tafakurnya, Syeikh Edebali menyampaikan amanahnya untuk Osman agar menjadi sosok yang bukan saja kuat, namun juga harus penuh cinta, tanggung jawab, dan bijaksana.
Serial Drama "Kurulus Osman" merupakan serial yang masih terbilang anyar dan baru ditayangkan di Turki pada November 2019. "Mudah-mudahan serial drama 'Kurulus Osman' dapat menghibur dan menginspirasi pemirsa NET untuk bersama terus bersemangat melewati pandemi saat ini", kataYeni Anshar.