Ahad 18 Jul 2021 13:47 WIB

Vaksin Covid-19 tidak Ganggu Kualitas ASI

Ibu menyusui yang divaksinasi tidak perlu menghentikan aktivitas menyusui.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) terhadap Covid-19 tidak terdeteksi dalam ASI. (Ilustrasi)
Foto: Republika
Vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) terhadap Covid-19 tidak terdeteksi dalam ASI. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) terhadap Covid-19 tidak terdeteksi dalam ASI. Penelitian kecil yang dilakukan oleh UC San Francisco ini memberikan bukti awal bahwa vaksin mRNA tidak ditransfer ke bayi.

Penelitian ini menganalisis ASI dari tujuh wanita setelah mereka menerima vaksin mRNA. Hasilnya, tidak ditemukan jejak vaksin dalam ASI. Penelitian ini sekaligus menawarkan data pertama tentang keamanan vaksin selama menyusui yang diharapkan dapat menghilangkan kekhawatiran di antara para ibu menyusui yang menolak vaksinasi, atau terpaksa menghentikan menyusui karena kekhawatiran vaksin dapat mengubah ASI. 

Hasil penelitian telah diterbitkan di JAMA Pediatrics. Penelitian tersebut menunjukkan vaksin dengan mRNA menghambat penularan virus penyebab Covid-19. Studi tersebut menganalisis vaksin Pfizer dan Moderna, yang keduanya mengandung mRNA.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar ibu menyusui divaksinasi. Academy of Breastfeeding Medicine mengatakan, ada sedikit risiko nanopartikel vaksin atau mRNA memasuki jaringan payudara atau dipindahkan ke ASI, yang secara teoritis dapat mempengaruhi kekebalan bayi.

"Hasil ini memperkuat rekomendasi bahwa vaksin mRNA aman untuk ibu menyusui, dan ibu menyusui yang menerima vaksin Covid-19 tidak boleh berhenti menyusui," kata penulis koresponden, Stephanie L Gaw, yang merupakan asisten profesor Kedokteran Maternal-Fetal di UCSF seperti dilansir di laman UCSF, Ahad (18/7).

"Kami tidak mendeteksi vaksin terkait mRNA di salah satu sampel susu yang diuji,” kata penulis utama Yarden Golan, seorang rekan postdoctoral di UCSF. 

Dia menyebut, temuan ini memberikan bukti eksperimental mengenai keamanan penggunaan vaksin berbasis mRNA selama menyusui. Penelitian dilakukan dari Desember 2020 hingga Februari 2021. Usia rata-rata ibu adalah 37,8 tahun dan anak-anak mereka berkisar antara usia satu bulan hingga tiga tahun. Sampel ASI dikumpulkan sebelum vaksinasi dan pada berbagai waktu hingga 48 jam setelah vaksinasi.

Para peneliti menemukan, tidak ada sampel yang menunjukkan tingkat vaksin mRNA yang dapat dideteksi dalam komponen ASI apa pun. Para penulis mencatat, penelitian ini dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil dan mengatakan bahwa data klinis lebih lanjut dari populasi yang lebih besar diperlukan untuk memperkirakan efek vaksin pada hasil laktasi yang lebih baik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement