Ahad 18 Jul 2021 14:58 WIB

Ahli: Vaksin Cegah Penyakit Parah Akibat Varian Delta

AS mencatat rekor jumlah orang yang bepergian melalui udara selama pandemi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Qommarria Rostanti
Para ahli kesehatan menegaskan kembali bahwa vaksin efektif mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian akibat Covid-19 (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Para ahli kesehatan menegaskan kembali bahwa vaksin efektif mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian akibat Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dengan meningkatnya kasus Covid-19 dan varian Delta semakin meningkat prevalensinya di Amerika Serikat (AS), para ahli kesehatan menegaskan kembali bahwa vaksin efektif mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian. Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, dr Anthony Fauci mengatakan, vaksin terbukti sangat efektif dalam mencegah gejala penyakit yang tampak secara klinis.

"Ketika Anda mulai melihat apa yang disebut infeksi terobosan, jika Anda melihatnya dengan cermat, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki gejala atau hanya gejala yang sangat ringan," kata Fauci, dilansir di CNN, Ahad (18/7).

"Jadi vaksin masih sangat, sangat efektif dalam mencegah penyakit parah," tambahnya.

"Varian Delta telah cukup banyak mengambil alih di AS," kata Direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak di Philadelphia dan anggota komite penasihat vaksin Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), dr Paul Offit.

Menurut dia, jelas bahwa vaksin juga bekerja melawan varian Delta. Meskipun varian Delta meningkat, masih 97 persen orang yang dirawat di rumah sakit atau terbunuh oleh virus ini tidak divaksinasi.

"Jika varian Delta lolos dari kekebalan yang disebabkan oleh vaksinasi, maka Anda seharusnya melihat peningkatan pada orang yang divaksinasi, tetapi tetap dirawat di rumah sakit dan meninggal. Dan itu tidak terjadi," jelasnya.

Berdasarkan data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, laju inokulasi melambat, dengan kurang dari setengah populasi AS, 48,5 persen yang divaksinasi sepenuhnya. Komunitas dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah yang berisiko.

Menurut data dari Johns Hopkins University, di antara negara bagian yang telah memvaksinasi penuh kurang dari setengah penduduknya, rata-rata tingkat kasus Covid-19 adalah 11 kasus baru per 100 ribu orang pekan lalu, dibandingkan dengan 4 per 100 ribu di antara negara bagian yang telah memvaksinasi penuh lebih dari setengah penduduk mereka.

 "Jika Anda tidak divaksinasi, risikonya sangat tinggi, dan mungkin di beberapa area lebih tinggi dari sebelumnya," kata Direktur Kesehatan Global dalam Pengobatan Darurat di Columbia University Medical Center, dr Craig Spencer.

Juru bicara Administrasi Keamanan Transportasi AS mengatakan, jumlah orang yang bepergian melalui udara mencetak rekor era pandemi pada Jumat (16/7) dengan hampir 2,2 juta orang diperiksa di bandara AS. "Sementara itu, orang yang divaksinasi harus terus menjadi pintar, tetapi sangat kecil kemungkinannya untuk sakit, dirawat di rumah sakit atau meninggal karena Covid-19," kata Spencer. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement