REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub raksasa Mesir Al Ahly memperhebat rekor seusai menjuarai Liga Champions Afrika untuk ke-10 kalinya setelah melumat wakil Afrika Selatan, Kaizer Chiefs, dengan skor 3-0 dalam partai final di Casablanca, Maroko, Ahad (18/7) WIB. Chiefs dipaksa menuntaskan laga hanya dengan 10 pemain lantaran penyerang Happy Mashiane diganjar kartu merah pada injury time babak pertama setelah melakukan jegalan kaki yang terlalu tinggi.
Situasi 11 lawan 10 dimanfaatkan Al Ahly untuk membuka keunggulan delapan menit memasuki babak kedua melalui gol Mohamed Sherif dari sudut sempit. Chiefs, yang pertama kali tampil di final Liga Champions Afrika, kesulitan mengimbangi permainan Al Ahly dengan hanya 10 pemain dan kerepotan melancarkan serangan balik.
Magdi Afsha menggandakan keunggulan Al Ahly pada menit ke-64 dengan tembakan melengkung dari tepian kotak penalti. Sepuluh menit kemudian, umpan tumit Sherif diselesaikan dengan sempurna oleh Amr El-Sulaya untuk mengunci kemenangan Al Ahly.
Dilaporkan Reuters, ini menjadi kali ketiga Al Ahly mampu menjuarai Liga Champions Afrika dua musim beruntun setelah 2005-2006 dan 2012-2013. Hanya ada tiga tim lain yang pernah melakukan hal serupa yakni Enyimba (Nigeria) pada 2003-2004, TP Mazembe (Republik Demokratik Kongo) pada 2009-2010, dan Esperance Tunis (Tunisia) pada 2018-2019.
Dengan gelar ke-10, Al Ahly kini punya koleksi dua kali lipat lebih banyak dari pesaing terdekat sekaligus rival sekota, Zamalek, yang terakhir kali juara pada 2002. Ini menjadi trofi Liga Champions Afrika ketiga bagi pelatih Al Ahly, Pitso Mosimane, yang sebelumnya juga pernah membawa klub Afrika Selatan Mamelodi Sundowns pada 2016.