Ahad 18 Jul 2021 19:17 WIB

Menuju Idul Adha, Maksimalkan Amal Saleh

Idul Adha merupakan momentum beribadah yang kerap dilupakan

Red: Nashih Nashrullah
 Idul Adha merupakan momentum beribadah yang kerap dilupakan. Ilustrasi dzikir dan doa
Foto:

Oleh : Ustadz M Zaitun Rasmin, Lc MA, Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat dan Ketua Umum Wahdah Islamiyyah

Meskipun dzikir ini boleh dilakukan di mana dan kapan saja, namun lantaran urgensinya dalam kehidupan kita, Allah Ta'ala sampai mensyariatkan waktu-waktu khusus sebagai waktu-waktu utama untuk berdzikir kepada-Nya, agar bila menjaga momen-momen itu secara khusus. 

Di antara momen bulanan adalah Ramadan dan Dzulhijjah ini. Di antara momen pekanan adalah hari Jumat dengan dzikir atau wirid shalawat secara khusus. Di antara momen harian adalah pagi dan petang, setelah sholat wajib, di saat tengah atau akhir malam.

Meskipun jenis dzikir paling utama di momen Dzulhijjah ini adalah tahlil, tahmid, dan takbir, tapi kita tetap disunahkan untuk memperbanyak membaca berbagai macam dzikir, seperti tasbih dengan berbagai redaksinya (Subhanallah atau Subahanallahi wa bihamdihi atau Subahanallahi wa bihamdih Subahanallahil-'azhim, dan lain lain) atau hawqalah (La haula wa la quwwata illa billah) atau istighfar (astagfirullah atau astagfirullahal-'azhim, dan lain-lain).

Dalam momen ini, selain dzikir La ilaha illallah yang merupakan dzikir paling utama yang mesti kita jaga, juga harus memperbanyak takbir secara khusus sebagaimana dalam HR Ahmad sebelumnya. Takbir dalam momen Dzulhijjah terbagi dalam dua jenis, yaitu:

1- Takbir muthlaq, yaitu takbir yang dibaca kapan saja, tidak khusus setelah sholat wajib. Ini disunahkan dari awal masuk Dzulhijjah sampai akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

2- Takbir muqayyad, yaitu takbir yang dibaca khusus bakda sholat wajib secara langsung. Ini disunahkan dimulai pada bakda sholat Subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai bakda sholat Asar di hari Tasyriq terakhir (13 Dzulhijjah). Redaksi takbir yang sangat utama adalah:

الله أكبر.. الله أكبر.. الله أكبر.. لا إله إلا الله ، الله أكبر.. الله أكبر.. الله أكبر.. ولله الحمد

(Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, La ilaha illallah, allahu akbar, allahu akbar walillahil-hamd)

Dzikir ini hendaknya dibaca selalu sambil dihayati maknanya di mana saja dan kapan saja.Bila sudah masuk hari Arafah (9 Dzulhijjah) maka diperbanyak dibaca setelah sholat wajib disamping memperbanyaknya di waktu-waktu selain itu.Para sahabat dahulu banyak bertakbir di momen ini di pasar-pasar dan jalan-jalan, sehingga suasananya suasana yang islami dan penuh kekhusyukan.

Imam Bukhari menyebutkan dalam Shahih-nya bahwa Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah RA di momen seperti ini keluar ke pasar lalu bertakbir secara jahar, lantas mereka diikuti masyarakat yang ada di sana. [Lihat Shahih Bukhari: 2/20]

Di antara amalan lain di Dzulhijjah ini yang juga termasuk bagian dzikir paling utama adalah memperbanyak tilawah Alquran. Hanya saja mesti diperhatikan agar kita membaca Alquran dengan sempurna dan totalitas, yaitu diindahkan dengan tilawah lisan yang perlahan-lahan dan maknanya dihayati dengan hati.Kita harus belajar baca Alquran secara perlahan sembari meresapi maknanya. Allah Ta'ala berfirman: 

وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ  "Bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan." (QS Al Muzzammil 4)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement