Ahad 18 Jul 2021 19:17 WIB

Menuju Idul Adha, Maksimalkan Amal Saleh

Idul Adha merupakan momentum beribadah yang kerap dilupakan

Red: Nashih Nashrullah
 Idul Adha merupakan momentum beribadah yang kerap dilupakan. Ilustrasi dzikir dan doa
Foto:

Oleh : Ustadz M Zaitun Rasmin, Lc MA, Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat dan Ketua Umum Wahdah Islamiyyah

Contoh penghayatan terhadap makna bacaan adalah: ketika kita membaca ayat tentang neraka maka kita sedih dan takut serta berdoa agar dijauhkan darinya, sebaliknya ketika ada ayat tentang surga, maka dalam hati ada rasa harap dan kerinduan terhadap surga.

Bila membaca ayat-ayat perintah seperti sholat, zakat, sedekah, berkasih sayang, tolong menolong, dan lain-lain, maka ditujukan pada diri kita, sudahkah diri ini melaksanakan perintah-perintah Allah hari ini?

Bila belum harus bertekad untuk melaksanakannya. Sebaliknya, bila membaca ayat-ayat larangan, seperti zina, khamar, judi, zalim, dan berbagai maksiat lainnya, maka hendaknya ditujukan pada diri kita dan berazam untuk terus menjauhinya semampunya.

Praktik bacaan seperti ini dinamakan tadabur Alquran yang Allah perintahkan dalam firman-Nya:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ "Kitab (Alquran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran." (QS Shad 29)

Bagaimana caranya orang yang tidak bisa berbahasa Arab bisa memahami Alquran ketika membacanya? Cara jangka pendek adalah membaca Alquran sembari membaca terjemahannya yang banyak tercetak. 

Adapun cara jangka panjang adalah belajar memahami makna-makna Alquran dari pengajian-pengajian para ulama dan ustaz yang ada semampunya.

Membaca Alquran sembari menghayati maknanya ini adalah jalan keselamatan umat Islam karena ia sarana untuk memahami dan mempraktikkan ajaran dalam kehidupan realitas. Sebab penyimpangan banyak sekte di tubuh umat ini adalah menjauhnya mereka dari Alquran, di antara mereka yang membacanya hanya fokus untuk khataman tapi jarang fokus pada penghayatan dan tadabur makna-maknanya.

Satu-satunya jalan menyelamatkan umat Islam bahkan umat manusia hanyalah dengan berpegang teguh dengan Alquran beserta pemahamannya yang sahih dan penerapannya dalam kehidupan, karena itulah konsep Ilahi dan resep Rabani yag Dia turunkan kepada Sang Nabi untuk diajarkan kepada umat manusia agar mereka mempraktikkan ajarannya dalam kehidupan, Dia berfirman:

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ 

"Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS Al Jumuah 2)    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement