Muhammadiyah Ajak Idul Adha di Rumah
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Infografis Tata Cara Sholat Idul Adha di Rumah | Foto: Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hari Raya Idul Adha tahun ini jatuh pada 20 Juli 2021 pada saat pandemi Covid-19 masih melanda di Indonesia. Untuk itu, MCCC PP Muhammadiyah mengimbau masyarakat untuk melaksanakan ibadah Idul Adha di rumah saja.
Berdasarkan data rilis pemerintah, hingga 16 Juli 2021, empat hari sebelum Idul Adha tercatat rekor kematian tertinggi selama pandemi yang mencapai 1.205 orang. Penambahan kasus harian juga sangat tinggi, mencapai 54.517 orang.
Angka ini melengkapi konfirmasi positif harian yang selalu di atas 50 ribuorang periode 14-16 Juli 2021 dengan rekor angka 56.757 kasus konfirmasi positif pada 15 Juli 2021. Untuk itu, MCCC PP Muhammadiyah mengajak Idul Adha di rumah.
Ketua MCCC PP Muhammadiyah, Agus Samsudin mengatakan, pelaksanaan ibadah Idul Adha di rumah ini dinilai paling aman. Yang mana, sekaligus merupakan wujud kontribusi umat Islam untuk menekan laju penularan yang masih terus meningkat.
"Mari kita tetap di rumah selama Idul Adha bersama keluarga dan tidak membuat kerumunan. Shalat Idul Adha di lapangan atau masjid ditiadakan," kata Agus, Sabtu (18/7).
Sejak pandemi Covid-19, Muhammadiyah konsisten melakukan pembatasan-pembatasan menekan kasus positif. Muhammadiyah juga merilis Surat Edaran Imbauan Perhatian Kewaspadaan dan Penanganan Covid-19, serta Persiapan Menghadapi Idul Adha 2021.
PP Muhammadiyah mengimbau agar pelaksanaan shalat Idul Adha di lapangan, masjid atau fasilitas lain tidak dilaksanakan. Shalat Idul Adha di rumah jadi tuntutan kondisi dan memperhatikan riayatu al-masalih atau wujud kemaslahatan manusia berupa perlindungan diri, agama, akal, keluarga dan harta benda. Bahkan, tidak ada ancaman agama orang yang tidak melaksanakan Shalat Idul Adha karena hukumnya sunnah. Sebaliknya, perlindungan diri dalam pandangan Islam sangatlah penting.
Bagi yang menghendaki, Shalat Id dapat dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga dengan cara sama seperti shalat di lapangan. Untuk pemotongan kurban, PP Muhammadiyah mengimbau dialihkan membantu keluarga paling terdampak pandemi.
"Bagi mereka yang mampu berinfak sekaligus berkurban disilakan melaksanakan pemotongan kurban dengan tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Agus.