Senin 19 Jul 2021 10:30 WIB

Thailand Laporkan Rekor Kasus Covid-19 Terbaru

Thailand berupaya meningkatkan pasokan vaksin untuk menangkal gelombang terbaru.

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
 Relawan Yayasan Siam Nonthaburi dengan pakaian pelindung lengkap membawa peti mati dengan korban COVID-19 untuk upacara pemakaman gratis di kuil Wat Ratprakongtham Provinsi Nonthaburi, Thailand, Senin, 12 Juli 2021.
Foto: AP/Sakchai Lalit
Relawan Yayasan Siam Nonthaburi dengan pakaian pelindung lengkap membawa peti mati dengan korban COVID-19 untuk upacara pemakaman gratis di kuil Wat Ratprakongtham Provinsi Nonthaburi, Thailand, Senin, 12 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand melaporkan rekor jumlah kasus infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) dalam empat hari berturut-turut. Pada Senin (19/7) Hari Ini, tercatat adanya  11.784 kasus penyakit terbaru.

Otoritas kesehatan Thailand mengatakan tengah meningkatkan upaya terbaru dalam mengamankan lebih banyak vaksin Covid-19 untuk memerangi peningkatan wabah terbaru. Kesepakatan untuk 20 juta dosis vaksin Pfizer dilaporkan siap pada Senin (19/7) dan pesanan untuk 50 juta dosis berikutnya sedang dipertimbangkan.

Baca Juga

Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul juga berencana untuk meminta persetujuan dari gugus tugas Covid-19 negara itu untuk mengatur sementara jumlah ekspor vaksin AstraZeneca produksi lokal sebagai cara untuk menopang pasokan vaksin. Meski demikian, ia tidak memberi rincian lebih lanjut tentang kuota.

Thailand telah memproduksi vaksin AstraZeneca sejak Juni dan rencananya diekspor ke beberapa negara lain di Asia Tenggara, serta Taiwan. Sebelumnya, AstraZeneca mengatakan fasilitas produksi di Thailand sangat penting di kawasan tersebut.

Kampanye vaksinasi Thailand dimulai pada Juni dengan menggunakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Sejauh ini, sekitar lima persen dari 66 juta penduduk di Negeri Gajah Putih itu telah divaksinasi lengkap.

Sementara itu, atas melonjaknya kasus Covid-19 di Thailand dengan munculnya varian baru yang lebih menular, pemerintah  mengumumkan rencana untuk karantina wilayah (lockdown) yang lebih ketat di Ibu Kota Bangkok dan provinsi berisiko tinggi, terhadap wabah. Pihak berwenang menangguhkan sebagian besar penerbangan domestik dan memperluas wilayah yang memberlakukan jam malam.

Penerbangan domestik ke dan dari Bangkok dan provinsi lain yang diklasifikasikan oleh Pemerintah Thailand sebagai berisiko tinggi Covid-19 akan ditangguhkan mulai Rabu (21/7). Pengecualian dibuat untuk penerbangan medis, pesawat pendaratan darurat, dan penerbangan sehubungan dengan program pembukaan kembali pariwisata pemerintah.

Sementara penerbangan lokal lainnya hanya dapat terbang dengan kapasitas 50 persen. Langkah-langkah lebih ketat juga dirancang untuk menjaga orang-orang di daerah berisiko tinggi, dengan menetapkan aturan agar masyarakat harus di berada di rumah masing-masing mulai Selasa (19/7).

Nattapon Nakpanich, kepala Dewan Keamanan Nasional mengatakan selama pemberlakukan aturan tersebit hanya supermarket, bank, rumah sakit, dan klinik medis yang masih diizinkan untuk dibuka. Pusat perbelanjaan akan ditutup dan jam malam pada pukul 9 malam hingga 4 pagi akan diberlakukan mulai Selasa (20/7) di provinsi Chonburi, Ayutthaya, dan Chachoengsao.

Bangkok dan sembilan provinsi lainnya telah menerapkan aturan pembatasan sejak pekan lalu. Ini menjadi aturan yang paling ketat, ketika Thailand memerangi penyebaran wabah yang paling lama dan paling parah sejauh ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement