Senin 19 Jul 2021 14:57 WIB

Proses Vaksinasi pada Lansia Stagnan karena Komorbid

Kendala yang banyak dihadapi adalah karena banyak lansia memiliki komorbid.

Rep: Mabruroh/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga lansia saat pelaksanaan vaksinasi di rumah warga di Kelurahan Tanjung Pinang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (30/6/2021). Pemerintah Kota Palangkaraya melakukan sistem
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga lansia saat pelaksanaan vaksinasi di rumah warga di Kelurahan Tanjung Pinang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (30/6/2021). Pemerintah Kota Palangkaraya melakukan sistem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus menggenjot vaksinasi Covid-19 agar berjalan cepat dan efektif. Namun beberapa daerah menemukan sejumlah kendala untuk melakukan vaksinasi kepada mereka-mereka yang sudah lanjut usia (lansia). 

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, dan Walikota Bogor, Bima Arya. Menurut keduanya, kendala yang banyak dihadapi pada lansia adalah karena banyak lansia memiliki komorbid sehingga tak sedikit dari mereka memilih menghindar untuk mengikuti vaksin Covid-19.

"Sebenarnya 84,9 persen masyarakat setuju divaksin, tapi kenapa realisasi rendah? Bahwa lansia kita ini lamban sekali, dan memang kendalanya ini karena kondisi komorbid, ini sudah banyak yang tahu, mereka tahu punya hipertensi, diabetes, punya asma. Para lansia ini mengukur dan khawatir, badannya bisa atau tidak (menerima vaksin)," ujar Emil dalam diskusi daring pada Ahad (18/7).

Emil menuturkan, ketika ada lansia yang hendak melakukan vaksin lalu bertanya, apakah dengan penyakit asma yang dimilikinya bisa memperoleh vaksin. Tetapi mereka tidak mendapatkan jawaban yang jelas.

"Kata-kata yang keluar, 'kalau sudah tidak kambuh lagi'. Loh kalau masih kambuh tiap hari bagaimana? Tapi ada yang bilang, 'sudahlah divaksin saja, aman'. Yang seperti ini kita hadapi di kalangan lansia," tuturnya.

Tapi, menrut Emil, banyak lansia yang memilih menghindari efek samping dengan tidak vaksin. Alasan mereka karena sudah tua sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

"Mereka juga merasa, 'toh saya tidak keluar-keluar, saya di rumah saja, wis lah daripada saya risiko divaksin'," ucap Emil.

Hal senada juga diungkapkan Wali Kota Bogor, Bima Arya, yang menuturkan bahwa program vaksinasi kepada lansia masih stagnan. Karena lansia di Bogor banyak memiliki komorbid. 

"Satu hal yang masih ganjal ini target di lansia, karena lansia ini banyak komorbid, di Bogor dari sekitar 800 ribu, kita sudah capai 27 persen. Semua progresif kecuali lansia ini masih stagnan karena memang banyak komorbidnya. Stagnan di angka 50 persen," kata Bima.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement